ISTANBUL - Turki pada Kamis (7/4) menggelar tahap akhir persidanganin absentiaatas 26 tersangka terkait dengan pembunuhan jurnalis sekaligus kritikus Arab Saudi, Jamal Khashoggi, sebelum menyerahkan kasus itu ke Riyadh. Keputusan itu berakibat kelompok-kelompok hak asasi manusia menjadi berang.
Khashoggi, 59 tahun, tewas di dalam konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018 dalam pembunuhan mengerikan yang mengejutkan dunia.
Pengadilan Turki memulai sidang perkara pembunhan Khashoggi pada 2020 dan persidangan itu membuat ketegangan hubungan kedua negara, namun saat ini Ankara telah berusaha untuk menyembuhkan keretakan hubungan dengan Riyadh.
Pekan lalu, Menteri Kehakiman Turki, Bekir Bozdag, mengatakan bahwa dia akan menyetujui permintaan jaksa Turki untuk menyerahkan kasus tersebut ke Arab Saudi. Jaksa mengatakan persidangan kasus itu berjalan lamban disebabkan perintah pengadilan tidak dapat dilaksanakan karena para terdakwa adalah orang asing.
Tetapi Human Rights Watch mengecam Ankara pada Rabu (6/4), dengan mengatakan keputusan itu akan mengakhiri segala kemungkinan keadilan. Sementara Amnesty International, yang ketuanya, Agnes Callamard, turut menyelidiki pembunuhan Khashoggi pada 2019 ketika dia menjadi pelapor khusus PBB, juga mengecam keras pemerintah Turki.
"Turki akan dengan sadar dan rela mengembalikan kasus ini ke tangan mereka yang bertanggung jawab," kata Callamard.
Laporan PBB setebal 101 halaman yang diserahkan Callamard menemukan bukti yang dapat dipercaya yang menghubungkan Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman, dengan kasus pembunuhan itu dan laporan itu pun menyinggung soal upaya menutup-nutupi.
Lima orang dijatuhi hukuman mati oleh kerajaan atas pembunuhan Khashoggi tetapi pengadilan Saudi pada September 2020 membatalkan hukuman mereka dan memberikan hukuman penjara hingga 20 tahun kepada delapan terdakwa lainnya yang tidak disebutkan namanya setelah proses hukum berlangsung secara rahasia.
Sementara itu pemindahan persidangan kasus pembunuhan Khashoggi ke Riyadh berarti akan menghilangkan hambatan terakhir untuk normalisasi hubungan antara Turki dan Arab Saudi.
Tetapi tunangan Khashoggi, Hatice Cengiz, pada Februari lalu mendesak Ankara untuk menuntut keadilan meskipun ada pemulihan hubungan dengan Saudi. "Agar hal seperti itu tidak boleh terulang lagi. (Turki) tidak boleh meninggalkan kasus ini," kata Cengiz.
Ajukan Banding
Saat pembunuhan terhadap Khashoggi terjadi, Cengiz sedang menunggu di luar konsulat. Cengiz pergi ke konsulat Arab Saudi di Istanbul untuk mendapatkan dokumen bagi menikahi Cengiz. Hingga saat ini jasad Cengiz tidak pernah ditemukan.
Saat mengetahui bahwa kasus pembunuhan Khashoggi akan diserahkan ke Arab Saudi, Cengiz pada Kamis mengatakan bahwa dia akan mengajukan banding atas keputusan pengadilan Turki.
"Turki tidak diperintah oleh keluarga seperti di Arab Saudi. Kami memiliki sistem peradilan yang menangani keluhan warga," kata Cengiz kepada wartawan di luar pengadilan utama Istanbul. "Kami akan mengajukan banding atas keputusan tersebut sesuai dengan sistem hukum kami," pungkas dia.AFP/I-1