ANKARA - Presiden Turki, Tayyip Erdogan, pada Sabtu (11/11), mengatakan konferensi perdamaian internasional harus diadakan untuk menemukan solusi permanen terhadap konflik antara Israel dan Palestina.

Dikutip dari The Straits Times, Erdogan berpidato di pertemuan puncak gabungan Islam-Arab di Ibu Kota Arab Saudi, Riyadh, di mana para pemimpin berkumpul untuk mendesak diakhirnya permusuhan di Gaza.

"Apa yang mendesak di Gaza bukanlah jeda selama beberapa jam, namun kita memerlukan gencatan senjata permanen," ungkapnya.

Turki mendukung solusi dua negara. "Kami yakin konferensi perdamaian internasional akan memberikan dasar yang paling tepat untuk hal ini. Kami siap melakukan upaya yang diperlukan, termasuk sebagai penjamin, untuk menjaga perdamaian yang ingin dibangun dalam konteks ini," ujarnya.

Jerman, pada Jumat, menegaskan kembali dukungan kuatnya terhadap solusi dua negara bagi konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung puluhan tahun dan di tengah perang Israel yang tengah terjadi di Gaza.

Seperti dikutip dari Antara, Wakil Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Jerman,Kathrin Deschauer, mengatakan dalam sebuah konferensi pers di Berlin bahwa solusi dua negara adalah "satu-satunya" cara yang menjanjikan untuk menciptakan "kehidupan damai bagi warga Israel dan Palestina".

Sangat Kompleks

Meski skenario yang ada saat ini "tampak sangat kompleks dan sulit", dia mengakui bahwa tujuannya mengupayakan solusi dua negara.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Barbock, meminta negara-negara Teluk Arab untuk bersama-sama berupaya mencapai solusi dua negara.

"Hanya dengan kembali kepada janji untuk hidup berdampingan - di dua negara - dapat membawa kehidupan yang damai, aman dan bermartabat bagi Israel dan Palestina," kata Baerbock menjelang kunjungannya ke Uni Emirat Arab (UAE), Arab Saudi, dan Israel.

"Di tengah kekacauan yang sulit diselesaikan ini, sangat penting untuk tidak kehilangan perspektif," katanya.

Barbock menekankan "peluang bersejarah bagi Israel untuk hidup damai dengan negara-negara tetangga Arab-nya tidak boleh dihancurkan".

Dia juga menyerukan lebih banyak upaya diplomatik untuk membantu penyelesaian krisis di Gaza.

Bahkan, upaya untuk membebaskan orang-orang yang ditahan oleh Hamas memberikan akses kemanusiaan ke Gaza dan mencegah meluasnya konflik kawasan "bisa berhasil jika kita bekerja sama dengan negara-negara Teluk Arab," kata sang Menteri.

Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), pada Sabtu (11/11), mengungkapkan "tidak ada tempat aman" di Kota Gaza.

Baca Juga: