ISTANBUL - Turkish Aerospace Industries (TAI) meluncurkan jet tempur generasi kelima KAAN di pameran SAHA EXPO International Defence, Aerospace and Space Industry Fair 2024 di Istanbul, Selasa (22/12). Pesawat yang juga dikenal sebagai TF-X ini, merupakan perwujudan ambisi Turki untuk menjadi pemain kunci dalam desain dan produksi pesawat tempur generasi mendatang.
Sejak penerbangan perdananya pada 21 Februari 2024, KAAN telah menarik minat internasional, terutama setelah rumor tentang kolaborasi dengan Arab Saudi, yang semakin memperkuat posisinya sebagai pilar strategis kekuatan udara Turki di masa depan.
Dilansir Army Recognition, KAAN dirancang untuk beroperasi secara efektif dalam misi udara-ke-udara dan udara-ke-darat, dengan ruang senjata internal yang meningkatkan kemampuan siluman dan mengurangi tanda radar.
Pengembangan KAAN berada di bawah Program Pesawat Tempur Nasional yang diluncurkan pada tahun 2010 oleh Komite Eksekutif Industri Pertahanan (SS?K). Program ini bertujuan untuk mengganti armada F-16 yang menua di Angkatan Udara Turki, yang akan dipensiunkan pada tahun 2030-an. KAAN menandai lompatan teknologi bagi Turki, menempatkannya di antara sekelompok negara terpilih yang mampu merancang, memproduksi, dan mengintegrasikan jet tempur generasi kelima. Turki memanfaatkan keahlian yang diperoleh melalui program ATAK untuk mengembangkan sistem penting, termasuk radar, avionik, dan sistem tempur.
Kemampuan KAAN sangat luas dan beragam, khususnya dalam peperangan udara dan keunggulan strategis. Pesawat ini dirancang untuk beroperasi secara efektif dalam misi udara-ke-udara dan udara-ke-darat, dengan ruang senjata internal yang meningkatkan kemampuan siluman dan mengurangi tanda radar. Pesawat tempur ini akan mampu memadukan senjata buatan Turki, seperti rudal udara-ke-udara jarak jauh Gökdo?an, rudal jarak pendek Bozdo?an, dan rudal jelajah SOM-J untuk serangan darat. Kapasitas untuk menggunakan persenjataan dalam negeri ini menggarisbawahi kemandirian Turki yang terus tumbuh dalam mempersenjatai angkatan udaranya sekaligus meningkatkan efektivitas KAAN dalam misi serangan presisi dengan kecepatan tinggi.
KAAN juga dilengkapi dengan rangkaian sensor canggih, termasuk radar MURAD AESA yang dikembangkan oleh perusahaan Turki ASELSAN. Radar array yang dipindai secara elektronik aktif ini menawarkan pengenalan target otomatis, pelacakan multitarget, pemetaan tanah, kemampuan peperangan elektronik canggih, dan pemanduan rudal. Radar MURAD, yang dipadukan dengan sistem pencarian dan pelacakan inframerah (IRST) dan sistem penargetan elektro-optik multiguna, secara signifikan meningkatkan kewaspadaan situasional dan kemampuan penargetan KAAN, yang memungkinkan fleksibilitas dalam lingkungan pertempuran yang kompleks.
Proyek KAAN juga memiliki aspek kolaborasi internasional. Pada tahun 2016, TAI menandatangani kontrak dengan BAE Systems untuk mempercepat pengembangan pesawat tempur tersebut. Lebih dari 200 perusahaan terlibat dalam proyek tersebut, termasuk sekitar 100 perusahaan Turki, dengan konten domestik mencapai lebih dari 90 persen.
Kolaborasi strategis ini tidak hanya meningkatkan kemampuan KAAN tetapi juga menciptakan infrastruktur yang kuat untuk produksi pesawat tempur dan proyek penerbangan canggih lainnya di Turki. Pengembangan mesin KAAN, yang dipimpin oleh TEI dan TRMotor, juga sedang berlangsung, yang pada akhirnya akan mengurangi ketergantungan Turki pada pemasok asing.
Negara-negara seperti Ukraina telah menyatakan minatnya terhadap KAAN, dan Arab Saudi baru-baru ini menunjukkan niatnya untuk memperoleh lebih dari 100 jet tempur KAAN.
Dari segi kinerja, KAAN dapat mencapai kecepatan supersonik tanpa afterburner, berkat mesinnya yang bertenaga, dan dapat beroperasi pada ketinggian 55.000 kaki. Dengan kapasitas muatan yang melebihi 6.000 kilogram, pesawat ini dirancang untuk membawa berbagai persenjataan sambil mempertahankan kelincahan yang luar biasa dalam skenario pertempuran.
Sistem komunikasi dan tautan datanya, seperti KEMENT Tactical Data Link, memungkinkannya untuk beroperasi dalam jaringan dengan sistem udara tak berawak seperti ANKA, yang mendorong kolaborasi manusia-mesin untuk efisiensi taktis yang lebih besar.
Integrasi teknologi ini dan potensi operasional KAAN menjadikannya tokoh utama dalam memodernisasi Angkatan Udara Turki. Selain menggantikan F-16, KAAN akan menjadi tulang punggung pertahanan udara negara itu selama beberapa dekade mendatang. Hüseyin Fazla, mantan pilot pesawat tempur dan kepala Pusat Penelitian Strategis STRASAM, menekankan pentingnya memiliki angkatan udara modern di wilayah yang rawan konflik. Menurutnya, KAAN akan memenuhi persyaratan operasional Turki hingga tahun 2070, sekaligus berfungsi sebagai pencegah strategis.
Mengenai prospek ekspor, KAAN dapat menjadi pesaing serius bagi pasar yang mencari alternatif bagi produk Amerika yang lebih mahal. Negara-negara seperti Ukraina telah menyatakan minatnya pada KAAN, dan Arab Saudi baru-baru ini menunjukkan niatnya untuk memperoleh lebih dari 100 jet tempur KAAN, yang dapat memperkuat hubungan pertahanan antara Ankara dan Riyadh. Namun, sebagaimana dicatat oleh pakar Ça?lar Kurç, menilai potensi komersial KAAN masih terlalu dini hingga kemampuan penuhnya dan biaya terkaitnya ditentukan sepenuhnya.