Turki berpeluang untuk menggelar pilpres putaran kedua setelah hasil hitung cepat pemilu menunjukkan masing-masing kandidat tidak berhasil mencapai ambang batas 50 persen untuk kemenangan.

ISTANBUL - Turki berpeluang akan menggelar pemilihan presiden putaran kedua setelah hasil pemilu yang digelar Minggu (14/5) menunjukkan baik petahana Presiden Recep Tayyip Erdogan maupun rivalnya tidak berhasil mencapai ambang batas 50 persen untuk kemenangan.

Hasil hitung cepat berdasarkan laporan kantor beritaAnadolupada Senin (15/5) pagi memperlihatkan bahwa Erdogan, 69 tahun, unggul dengan perolehan dukungan suara sebesar 49,42 persen, sedangkan saingannya, Kemal Kilicdaroglu, berhasil meraih 44,95 persen dukungan suara.

Sedangkan kandidat ketiga, Sinan Ogan, hanya berhasil meraih lima persen dukungan suara, namun ia bisa jadi penentu kemenangan jika saja ia mau beraliansi dengan salah satu dari dua kandidat terdepan, dan hingga berita ini ditulis, Ogan masih memberikan pilihannya.

Hasil pemilu juga menyatakan bahwa partai yang dipimpin Erdogan, Partai Keadilan dan Pembangunan (Adalet ve Kalk?nma Partisi/AKP) juga mendekati mayoritas langsung dalam pemilihan parlemen pada Minggu.

Di sisi lain, hasil pilpres ini amat mengecewakan bagi Kilicdaroglu dan para pendukungnya dari Partai Rakyat Republik (Cumhuriyet Halk Partisi/CHP).

Momentum Erdogan

Karena tak ada satu partai pun yang berhasil meraih ambang batas kemenangan, wacana untuk menggelar pemilu putaran kedua jadi topik hangat bagi warga Turki pada Senin pagi karena belum pernah dalam sejarah Turki melakukan hal ini.

"Erdogan akan menang. Dia pemimpin sejati. Rakyat Turki mempercayainya dan dia memiliki visi untuk Turki," komentar Hamdi Kurumahmut kepadaAFPdi Istanbul. "Tentu ada yang perlu diperbaiki seperti kebijakan tentang ekonomi, pendidikan, atau kebijakan pengungsi. Tapi kita tahu dia yang bisa menyelesaikan semua itu," imbuh pekerja sektor pariwisata berusia 40 tahun itu.

Sementara itu Betul Yilmaz, 26 tahun, tetap optimistis bahwa Kilicdaroglu akan menang jika ia berhasil menjalin aliansi dengan Ogan. "Tapi (jika terjadi aliansi antara Kilicdaroglu dengan Ogan), maka (keunggulan partai oposisi) akan menjadi tipis," kata perempuan muda itu.

Sementara itu harian propemerintahSabahmenyebut jika Ogan memilih beraliansi dengan Erdogan, maka langkah tak terduga merupakan sebuah sukses luar biasa.

Kilicdaroglu yang baru muncul sebagai kandidat oposisi, akan kesulitan untuk mengikuti putaran kedua pilpres. Ini berbeda dengan Erdogan yang tampaknya memiliki momentum untuk meraih kemenangan karena sudah lama memiliki reputasi sebagai pemimpin yang tangguh.AFP/I-1

Baca Juga: