ANKARA - Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, pada Minggu (4/2), mengatakan Presiden Tayyip Erdogan segera membahas mekanisme baru yang memungkinkan ekspor biji-bijian Ukraina melalui Laut Hitam dengan Presiden Russia, Vladimir Putin, selama kunjungannya mendatang ke Turki.

Dikutip dari The Straits Times, Putin diperkirakan akan mengunjungi Turki pada 12 Februari untuk bertemu Erdogan, dalam perjalanan pertama pemimpin Russia itu ke sekutu NATO sejak invasi Moskwa ke Ukraina pada Februari 2022.

"Ada upaya untuk menemukan metode baru untuk mengangkut biji-bijian Ukraina ke pasar dunia," kata Fidan dalam wawancara dengan stasiun televisi A Haber.

"Kesepakatan gandum sebelumnya berjalan dalam mekanisme tertentu, sekarang terlihat ada kemungkinan untuk berjalan dengan mekanisme yang berbeda, dan sekarang ada upaya untuk mewujudkan kemungkinan ini," kata Fidan, seraya menambahkan Erdogan akan mengangkat masalah ini dalam waktu dekat dalam pertemuannya dengan Putin di Turki.

Ankara telah berusaha membujuk Russia untuk kembali ke Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam, yang ditinggalkan Moskwa pada Juli 2023, setahun setelah inisiatif tersebut diterapkan. Perjanjian tersebut ditengahi oleh PBB dan Turki untuk memberikan jalur ekspor yang aman dari pelabuhan Ukraina.

Lakukan Pembicaraan

Kyiv mengatakan pembicaraan sedang dilakukan untuk menghidupkan kembali perjanjian tersebut, namun Moskwa mengatakan tidak ada prospek untuk menerapkannya kembali.

Fidan mengatakan beberapa kapal berhasil mengangkut gandum Ukraina dari Laut Hitam, bahkan tanpa adanya perjanjian. "Kami ingin memperjelas (situasi) ini secara de facto dengan mekanisme baru," ujarnya.

Sebelumnya, Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin, menegaskan ekspor pangan dari Ukraina ke pasar global akan tetap berlanjut, dengan atau tanpa partisipasi Russia dalam kesepakatan biji-bijian Laut Hitam.

"Kami percaya orang-orang yang berniat baik termasuk Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB), Turki, dan negara-negara Eropa akan memastikan keamanan pengiriman biji-bijian dengan berbagai cara," kata Vasyl.

Menurut dia, keputusan Russia untuk menarik diri dari kesepakatan biji-bijian Laut Hitam hanya bertujuan mengancam dan mengintimidasi dengan menggunakan pangan sebagai senjata dalam perangnya terhadap Ukraina.

Baca Juga: