Turbin angin vertikal bukanlah ide baru, tetapi belum diproduksi secara massal. Bahkan turbin jenis ini tentang, hemat ruang, dan ramah lingkungan.

Melansir laman dari dw.com, turbin angin masa depan mungkin memiliki tiga bilah rotor yang berputar secara vertikal di sepanjang porosnya sendiri. Sejauh ini, turbin vertikal setinggi sekitar 100 meter belum menghasilkan listrik secara efektif. Tetapi penemunya Patrick Richter yakin dia dan timnya dapat menemukan solusi.

Patrick Richter, yang telah berusia lebih dari 6 tahun, merancang turbin sebagai hobi. Setelah itu, ia bekerja dengan para ahli selama enam tahun dan membuat prototipe. Ia mengatakan bahwa saat pertama kali menyadari desain dan melihat bentuknya, ia sangat senang.

  • Ramah lingkungan

Prototipe itu dibuat di hanggar dekat Zurich, Swiss. Bagian pertama dari bilah rotor yang diuji memiliki tinggi 27 meter dan berat 2 ton. Bagian ini terbuat dari fiber glass atau fiber glass dan resin sintetis.

Turbin angin vertikal yang tampak seperti menara itu saat ini berdiri di negara bagian Nordrhein-Westfalen, Jerman.

Turbin ini baik bagi lingkungan hidup. Karena, burung-burung dapat dengan jelas melihatnya. Dengan demikian, tidak ada burung yang berisiko terkena turbin.

"Turbin ini suaranya juga tiga kali lebih halus daripada turbin konvensional. Dalam jarak tak terlalu jauh sudah tak terdengar lagi. Ini seperti menara yang bergerak perlahan, sehingga bisa ditempatkan di berbagai tempat, ini tidak mungkin dilakukan dengan dengan turbin konvensional," jelas Patrick Richter.

  • Tidak menghasilkan banyak tenaga

Turbin angin vertikal menjalani percobaan di lapangan terbang Dübendorf, Swiss, pada tahun 2011. Tes kedua diadakan tahun 2012 di Chur, juga di Swiss.

Tes itu mengungkap beberapa hal yang membuat penemunya sadar akan kekurangan turbin. Roda angin dengan 12 bilah yang bergerak sesuai hembusan angin itu tidak menghasilkan banyak tenaga.

  • Menggunakan tiga Penggerak

Patrick Richter dan timnya berhasil mengatasi masalah tersebut. Kini, bilah rotor bergerak sesuai hembusan angin dengan dukungan tiga penggerak motor.

Motor memungkinkan semua bilah selalu berada di posisi optimal, sehingga aliran angin tidak terhenti pada bilah manapun dan setiap bilah bisa ikut menggerakkan seluruh rotor secara teratur.

  • Sudah beroperasi

Patrick Richter berharap dengan prototype ini, sejumlah proyek di Asia dan Amerika sudah berada dalam fase perencanaan. Dalam prototipe itu tertanam modal usaha lebih dari 18 juta euro atau sekitar 308 miliar rupiah.

Pembuatan instalasi angin vertikal yang pertama sudah diselesaikan, dan sudah beroperasi mulai Oktober 2020. arn

Baca Juga: