Google, pada Selasa (9/1) merayakan 25 tahun penetapan bunga Rafflesia arnoldii sebagai tumbuhan langka Indonesia dengan menampilkan doodle bergambar bunga bangkai pada halaman awal mesin pencarinya.

Google menampilkan gambar kuncup Rafflesia arnoldii yang beberapa saat kemudian mekar dan mengeluarkan kepulan asap berwarna hijau yang mengisyarakat sebagai aroma tidak sedap, juga merupakan ciri khas dari bunga bangkai tersebut.

"Asap hijau pucat yang meledak dari Doodle membangkitkan bau Rafflesia arnoldii, tanaman Indonesia yang menghasilkan bunga terbesar di dunia. Dikenal sebagai bunga bangkai, atau bunga mayat di kalangan penduduk setempat, Rafflesia arnoldii mengeluarkan aroma daging busuk, yang memberi umpan pada lalat yang mengerubunginya," lanjut Google.

Bunga tersebut dapat tumbuh mencapai sekitar satu meter dan hanya mekar selama kurang lebih tujuh hari saja. Kelopaknya berwarna merah atau sedikit oranye dengan bintik-bintik putih di sekitarnya dan memiliki bau yang sangat menyengat.

Kekhasan pada bunga bangkai inilah yang membuatnya dinobatkan sebagai bunga langka nasional dengan Keputusan Presiden No. 4 Tahun 1993. Spesies yang menakjubkan ini juga terukir dalam pola batik tradisional Indonesia yang rumit, terutama pada Provinsi Bengkulu, yaitu lokasi tumbuhan tersebut paling sering ditemukan.

Rafflesia arnoldii juga merupakan tumbuhan parasit obligat yang tumbuh pada batang tumbuhan merambat. Pertama kali ditemukan pada 1818 oleh Dr. Joseph Arnold dan Thomas Stanford Raffles, sehingga tumbuhan ini pun diberi nama sesuai dengan sejarah penemunya, yakni penggabungan nama antara Raffles dan Arnold.

Keberadaannya di dalam tubuh inangnya terkesan bersembunyi selama berbulan-bulan sehingga akhirnya barulah terlihat ketika bunga ini melebarkan kelima mahkota bunganya. "Hari ini, kami merayakan tempat istimewa dan bau Rafflesia arnoldii dalam sejarah Indonesia," tambah Google.

Rafflesia arnoldii dapat tumbuh dengan diameter mencapai satu meter dan merupakan tanaman parasit yang hidup pada tanaman merambat dan umumnya hanya hidup pada hutan hujan. Selain itu Rafflesia juga tidak memiliki daun, batang, akar, ataupun klorofil sehingga tidak dapat melakukan fotosintetis.

Bau tidak sedap yang dimiliki Rafflesia adalah salah satu upayanya untuk menarik perhatian serangga yang dapat menyerbuki tanaman langka ini. Untuk dapat melihat bunga ini secara langsung, ada beberapa kawasan konservasi di Indonesia yang berhasil mengembangbiakkan tanaman ini meskipun membutuhkan waktu yang relatif lama, berbeda dengan habitat aslinya yang dapat tumbuh lebih cepat.

Bunga Rafflesia arnoldii dapat dilihat di Kebun Raya Bogor yang berada di Jalan Ir H Juanda. Tidak hanya Rafflesia arnoldii saja yang dapat ditemukan di sini, tetapi juga keluarga Rafflesia lainnya yaitu Rafflesia patma, dan Rafflesia rochussenii. Namun di Kebun Raya Bogor ini bunga Rafflesia terakhir mekar pada 2 Juni 2010 lalu dan belum mekar lagi.

Selain Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cianjur pun mempunyai koleksi bungabunga langka Indonesia termasuk bunga Rafflesia. Yang terdapat di kebun raya ini adalah jenis Rafflesia rochussenii yang terakhir mekar pada 1 Juli 2011.

Di samping Kebun Raya Cianjur, Bengkulu merupakan salah satu lokasi asal bunga Rafflesia arnoldii ini. Keberadaan bunga ini pun tidak hanya di satu tempat saja. Salah satu lokasinya adalah Hutan Lindung Taba Penanjung yang terletak di Kabupaten Kepahiang, Bengkulu, dan Hutan Lindung Boven Lais, yang berada di Kabupaten Bengkulu Utara. Bengkulu sebagai habitat asli Rafflesia arnoldii membuat tanaman ini tumbuh sedikit lebih cepat ketimbang bunga yang berada di lokasi lainnya. gma/R-1

Bunga Langka Lainnya

Rafflesia arnoldii sebagai bunga endemik Indonesia menempatkannya sebagai salah satu bunga langka yang ada di dunia dikarenakan masih belum berhasilnya bunga Rafflesia untuk dikembangbiakkan di luar habitat aslinya.

Terlebih dengan tingginya laju deforestasi, kebakaran hutan, serta semakin menurunnya luas hutan di Pulau Sumatera menjadi ancaman untuk pelestarian Rafflesia arnoldii.

WWF Indonesia juga menyebut ancaman tersebut datang dari masyarakat yang merusak dan mengambil putik bunga Rafflesia yang kemudian dimanfaatkan sebagai obat-obatan tradisional. Selain Rafflesia arnoldii, ada sederetan bunga langka lainnya di seluruh dunia.

Diantaranya, Jade Vine yang notabene merupakan spesies dari tanaman merambat yang memiliki nama Strongylodon macrobotrys dan dapat ditemukan di hutan hujan Filipina. Jade Vine adalah tanaman tropis yang keluarga dari tanaman sejenis kacang-kacangan dan memiliki warna biru kehijauan pada bunganya.

Penyerbukan pada bunga ini dilakukan oleh kelelawar sehingga tanaman ini terlihat bercahaya pada malam hari. Namun sangat disayangkan, karena penyerbuk alami dan perubahan lingkungan yang terjadi di daerah setempat membuat tanaman yang dapat tumbuh hingga tiga meter ini menjadi sangat langka.

Kemudian, Yellow and Purple Lady Slippers adalah anggota keluarga dari bunga anggrek yang paling langka di dunia, yang berlokasi utama di London, Inggris. Kombinasi warna antara kuning dan ungu disebut sangat langka. Tiga per empat dari bagian bunga tersebut berwarna kuning dan sisanya berwarna ungu.

Karena kelangkaan inilah menempatkan Yellow and Purple Lady Slippers sebagai salah satu bunga termahal di dunia. Bahkan di London, bunga ini dilindungi secara hukum dan dijaga 24 jam oleh polisi dan dipasangi CCTV agar tidak ada yang mencurinya.

Selain itu, bunga bangkai juga merupakan bunga paling besar dan mungkin paling bau di dunia. Saat mekar, bunga ini akan mengeluarkan bau seperti bangkai yang bisa menarik serangga untuk mendekatinya dan kemudian memangsanya. Bunga bangkai juga sama seperti Rafflesia arnoldii, yaitu bunga hanya bisa ditemukan di hutan hujan Indonesia.

Ukurannya yang besar bisa mencapai tiga sampai lima meter, sedangkan untuk daunnya sendiri bisa memiliki lebar hingga enam meter. Bunga bangkai termasuk bunga yang langka karena untuk mekar membutuhkan waktu bertahun-tahun.

Sebagai bunga yang sangat langka, bunga bangkai pun dilindungi oleh badan hukum agar kelestariannya tetap terjaga.gma/R-1

Baca Juga: