JAKARTA - Orang-orang hebat adalah orang yang tidak pernah lelah berjuang untuk menggapai apa yang dicita-citakannya. Tak pernah menyerah meski beberapa kali mengalami kegagalan.

Seperti cerita anak muda bernama Dodi Wardiono. Berkali-kali dia gagal dalam tes untuk meraih apa yang dicita-citakan, tapi tak pernah menyerah. Tak hanya sekali dia gagal. Tujuh kali dia gagal tes. Tapi dia tak pernah menyerah.

Perjuangannya pun membuahkan hasil. Apa yang dicita-citakannya dapat diraih. Kini, ia seorang abdi Negara. Seorang tentara penjaga NKRI. Pangkatnya sudah Sersan Dua alias Serda. Berdinas di Angkatan Darat.

Kisah Dodi Wardiono diulas akun infokomando di Instagram. Dodi, bukan anak orang kaya. Keluarganya datang dari kalangan jelata. Bukan jet set, apalagi anak Sultan. Ayahnya, hanya seorang penjual bakso.

Dari sejak belia, Dodi memang bercita-cita ingin jadi tentara. Ia merasa dengan menjadi tentara, dia akan mengangkat harkat dan derajat keluarganya. Tak hanya secara ekonomi, juga dari sisi kebanggaan.

Maka, setelah lulus sekolah menengah, ia langsung daftar masuk tentara. Namun dewi fortuna belum berpihak padanya. Di tes pertama gagal. Tapi ia tak patah arang. Saat ada pembukaan penerimaan prajurit TNI, kembali Dodi mendaftar. Lagi-lagi dia gagal.

Begitu terus. Setiap ada pembukaan pendaftaran, Dodi selalu bersemangat ikut tes. Harapannya, ia bisa lolos tes. Lalu jadi tentara. Tujuh kali, ia ikut tes. Tujuh kali pula, dia harus gigit jari. Selalu gagal tes.

Namun yang patut dicontoh, Dodi tak pernah patah semangat. Tidak lantas putus asa, hanya karena berkali-kali gagal tes. Mencoba dan terus mencoba. Perjuangannya pun akhirnya berbuah manis. Di tes berikutnya, Dodi lolos seleksi. Kini, ia seorang tentara. Seorang Sersan Dua.

Seperti dikutip dari akun infokomando, sang ayah Jamianto, bercerita, jika Dodi memang akan yang berbakti pada orang tuanya. Jamianto yang merupakan warga asal Wonogiri berkisah, 12 tahun lamanya, ia mengadu nasib di Kalimantan. Berjualan bakso.

Kata Jamianto, anaknya memang dari kecil ingin jadi tentara. Namun, ia sangsi Dodi akan bisa wujudkan cita-citanya. Karena bukan berasal dari keluarga berada. Jamianto mendengar kasak-kusuk bahwa jika ingin jadi tentara harus berduit.

Namun Dodi, tak mundur. Demi menggapai cita-citanya jadi tentara, ia rajin berlatih fisik. Harapannya bisa diterima. Tujuh kali tes dijalaninya. Tujuh kali pula ia gagal.

"Saya itu setiap ada pembukaan itu pasti daftar, mbak. Sampai tujuh kali lah total saya mendaftar itu, tujuh kali baru lolos," kata Dodi.

Tahun 2016, Dodi resmi jadi prajurit TNI AD Kala itu, ia langsung bertugas di Dinas Penerangan TNI AD.

Baca Juga: