Aktor Nicholas Saputra berpendapat bahwa tujuan pendidikan dapat dimaknai sebagai proses untuk membuat seseorang menjadi versi diri yang lebih baik dari sebelumnya.

"Tujuan pendidikan adalah untuk membuat seseorang menjadi versi yang lebih baik dari dirinya, naik satu lagi, naik satu tingkat," kata Nicholas yang juga menjadi Duta Belajar Ruangguru saat konferensi pers virtual, Selasa (4/1).

Oleh sebab itu, kata Nicholas, setiap pencapaian diri sendiri dan orang lain, baik pencapaian besar maupun kecil, semestinya patut diakui dan dihargai.

"Apapun itu versinya, apapun itu bakatnya, kepandaiannya, atau sesuatu yang memang dia sukai atau passion, dan sebagainya," tutur dia.

Nicholas memandang bahwa masih banyak orang yang memandang prestasi akademis sebagai tolok ukur utama dan cerminan nilai diri. Padahal pendidikan juga mencakup pelajaran dan pengalaman di luar institusi pendidikan formal.

"Begitu banyak anak-anak yang sebenarnya memiliki potensi besar yang memang bukan di akademis. Saya melihat anak-anak ini kalau bakatnya diasah, diapresiasi, dan dibuat senang belajarnya, itu bisa menjadi anak yang masa depannya baik," kata Nicholas.

Aktor Ada Apa Dengan Cinta itu berharap bahwa anak-anak tersebut dapat memiliki ruang, kesempatan, dan apresiasi yang cukup dari sistem pendidikan sehingga mereka tetap percaya diri dan tetap melakukan bidang yang mereka gemari.

"Tentu nilai akademis menjadi penting tapi bukan jaminan dan juga bukan tolok ukur yang satu-satunya. Semua hal tentang kehidupan dan pelajaran yang bisa kita dapatkan dari kesukaan kita bermain, berolahraga, bermusik, dan sebagainya, itu bisa kita terapkan supaya menjadi pribadi yang lebih baik setelah lulus sekolah," ujar dia.

Nicholas juga mengakui dirinya termasuk tipikal orang yang lebih menyukai aktivitas di luar akademis atau pendidikan formal. Sejak sekolah, Nicholas sudah menggeluti bidang perfilman yang ia sukai dan telah menjadi bagian dari hidupnya sampai sekarang.

"Di luar (sekolah), saya mendapatkan juga pelajaran yang informal dari kehidupan melalui pekerjaan, tentu ilmu pengetahuan bisa datang dari mana saja," ungkap dia.

Nicholas berpendapat bahwa pelajaran-pelajaran kehidupan di dunia nyata mulai dari kesabaran, etos kerja, etika, hingga kerendahan hati, semestinya dapat berdampingan dengan ilmu pengetahuan formal.

"Penting sekali saya rasa untuk mendampingi ilmu pengetahuan (formal) yang dimiliki anak dengan hal-hal tersebut karena itulah yang akan menjaga anak ini ketika dewasa memiliki ruang di dunia pekerjaan atau apapun pekerjaannya itu dengan baik," pungkas Nicholas. Ant/I-1

Baca Juga: