JAKARTA - Modernisasi alat utama sistem senjata (Alutsista) di Korps Kepolisian Air dan Udara (Polairud) dilakukan untuk menjaga keamanan perairan dan udara Indonesia yang semakin berat. Kejahatan di perairan berkembang dan modusnya makin cangkih. Banyaknya jalur "tikus" di sepanjang wilayah pantai menjadi kendala tersendri.

"Para pelaku kejahatan selain terus mempercanggih modusnya juga mengembangkan alat yang digunakan, salah satunya tentu telekomunikasi. Mereka memanfaatkan banyaknya celah berupa dermaga kecil atau biasa disebut jalur 'tikus' yang tersebar di Indonesia," kata anggota Komisi III DPR, Ahmad Sahroni, di Jakarta, Selasa (4/11).

Menurut Sahroni, dengan modernisasi alutsista, termasuk penambahan armada diharapkan dapat memaksimalkan pencegahan dan pengawasan kejahatan di perairan Indonesia. Penambahan armada berupa 23 kapal dan pesawat serta helikopter membuat pengawasan di perairan semakin maksimal sehingga penyelundupan, baik ke dalam maupun keluar negara dapat ditekan.

Pria dengan ikon Anak Priok yang kembali maju menjadi Caleg DPR dari Dapil Jakarta III ini juga menekankan pentingnya sinergitas para stakeholder di perairan, di antaranya dengan Bakamla, TNI Al, dan Bea Cukai. Kejahatan lain yang perlu mendapat perhatian serius adalah penyelundupan narkoba, senjata hingga pengiriman TKI ilegal.

Harus Mewaspadai

Di samping illegal fishing, illegal logging, penyelundupan berbagai hasil laut, bahan bakar ilegal, dan TKI ilegal juga harus diwaspadi. Polairud, tambah Syahroni, harus mewaspadai dan memaksimalkan pengawasan narkoba ataupun senjata ke Indonesia. Pesan Kapolri mengenai pemberdayaan nelayan untuk membantu pengawasan harus benar-benar dijalankan dengan baik.

Sebelumnya, pada syukuran peringatan HUT ke-68 Polairud di Pangkalan Polairud Korpolairud Baharkam Polri, Tanjung Priok, Jakarta, diserahkan alutista baru berupa satu unit kapal patroli lepas pantai, lima unit kapal patroli cepat, 15 unit kapal pemburu cepat, satu pesawat CN, dan satu helikopter Bell. Total alutsista baru dimiliki Polairud sebanyak 23 yang terdiri dari kapal, pesawat, dan helikopter.

Menurut Sahroni, kehadiran armada baru sangat diperlukan untuk mendukung mobilitas Polairud karena wilayah Indonesia yang sangat luas berupa kepulauan dan 60 persen adalah perairan.

ion/N-3

Baca Juga: