Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Tuhan tidak akan mengampuni Rusia. Sebab, ia menuding Rusia sengaja membunuh warga sipil dalam invasi yang dilancarkan di Ukraina.

Hal ini disampaikan saat sebagian warga sedang merayakan Minggu Pengampunan, salah satu rangkaian menjelang Paskah Gereja Ortodoks, pada Minggu (6/3).

"Hari ini merupakan Minggu Pengampunan. Namun, tidak bisa memaafkan kematian ratusan korban, juga ribuan orang yang menderita," kata Zelensky dikutip dari CNN Internasional,Senin (7/3).

"Tuhan tak akan mengampuni. Tidak hari ini. Tidak besok. Tidak akan pernah. Bukan memaafkan, tapi akan datang masa penghakiman," lanjutnya.

Zelensky juga menyebut Rusia merencanakan pembunuhan secara sengaja dengan melakukan gempuran di wilayah Ukraina. Menurutnya, tentara Rusia melakukan serangan di lingkungan perkotaan biasa, yang terdapat ribuan orang bekerja dan tinggal di sana.

"Ribuan orang bekerja di sana. Ratusan ribu hidup di sekitarnya. Ini adalah pembunuhan. Pembunuhan yang disengaja," ucapnya.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky merilis pernyataan tersebut sehari setelah beredar video yang memperlihatkan pabrik tank Ukraina di dekat Zhytomyr atau 140 kilometer sebelah barat Kyiv hancur akibat serangan Rusia. Video pabrik tank tersebut diunggah akun Telegram pro-Rusia pada Sabtu (5/3).

Sebelumnya sebuah video beredar memperlihatkan bagaimana pabrik tank Ukraina, sekitar 140 kilometer sebelah barat Kyiv hancur. Pabrik itu rata dengan tanah setelah serangan militer Rusia.

Sebagai informasi, Rusia mulai melakukan serangan ke Ukraina sejak 24 Februari lalu. salah satu penyebabnya lantaran Presiden Rusia Vladimir Putin tak setuju dengan keinginan Ukraina bergabung untuk menjadi anggota NATO.

Sejauh ini, tercatat 351 warga sipil, termasuk 22 anak-anak dan 41 wanita tewas, dan 707 oran lainnya terluka. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan, jumlah korban akibat perang antara Rusia dan Ukraina dikhawatirkan lebih tinggi dari jumlah tersebut.

Baca Juga: