Dari tujuh kali pertemuannya melawan Djoko­vic, Tsitsipas menang dua kali, kalah lima kali. Sedangkan dari sembilan kali pertemuan melawan Nadal, Tsitsipas juga hanya menang dua kali dan tujuh kali kalah.

PARIS - Petenis asal Yunani, Stefanos Tsitsipas untuk pertama kalinya maju ke babak final turnamen tenis seriGrandSlam. Kepastian langkah Tsitsipas tersebut setelah di babaksemifinal French Open 2021 menundukkan petenis Jerman, Alexander Zverev dalam pertarungan seru dengan 6-3, 6-3, 4-6,4-6, dan 6-3.

Meski sudah merasakan tujuh gelar ATP selama menggeluti tenis profesional, belum sekalipun petenis peringkat lima dunia tersebut maju ke final seri Grand Slam. Prestasi tertinggi hanya empat kali ke semifinal, dua kali di Australia Open 2019 dan 2021, serta sekali di French Open 2020.

Di seri grand slam lainnya, US Open Tsitsipas paling jauh hanya melaju sampai babak ketiga. Sedangkan di Grand Slam lapangan rumput Wimbledon, langkah terjauh Tsitsipas hanya sampai babak keempat.

Di final, petenis berusia 22 tahun tersebut akan bertemu pemenang Novac Djokovic melawan Rafael Nadal yang hingga berita ini diturunkan, masih berlangsung.Dari tujuh kali pertemuannya melawan Djokovic, Tsitsipas hanya menang dua kali, selebihnya kalah. Sedangkan dari sembilan kali jumpa Nadal, Tsitsipas juga hanya menang dua kali, selebihnya kalah.

Final Tunggal Putri

Anastasia Pavlyuchenkova akan melawan Barbora Krejcikova untuk memperebutkan gelar Prancis Terbuka, Sabtu (12/6). Keduanya bertemu di finalsetelah Pavlyuchenkova yang berasal dari Russia itu mencapai final Grand Slam pertamanya setelah upaya ke-52. Sementara Krejcikoca yang berasal dari Ceko menang dramatis atas Maria Sakkari, Jumat (11/6) dini hari WIB.

Pavlyuchenkova mengalahkan petenis nomor 85 dunia Tamara Zidansek dari Slovenia 7-5, 6-3. Sementara Krejcikova yang tidak diunggulkan bangkit dari ketinggalan untuk mengalahkan Sakkari 7-5, 4-6, 9-7 dalam laga yang berlangsung tiga jam 18 menit.

Pavlyuchenkova, perempat finalis di Paris satu dekade lalu, menjadi petenis wanita pertama yang bermain lebih dari 50 kali di Grand Slam sebelum mencapai final pertamanya. Dia mematahkan rekor sebelumnya 44 pertandinganyang dicatatkan runner-up AS Open 2015 Roberta Vinci.

"Ini adalah jalan yang panjang. Saya memiliki jalan panjang khusus saya sendiri. Setiap orang memiliki cara yang berbeda. Saya senang berada di final," ujar Pavlyuchenkova (29), yang melakukan debut Grand Slam di Wimbledon tahun 2007.

Pavlyuchenkova, mantan petenis nomor satu dunia junior dan finalis tunggal putri Roland Garros pada 2006, unggul 5-3 saat pukulan forehand Zidansek melebar di set pertama. Tapi petenis Slovenia itu segera membalas dan dihargai karena kegigihan dan pertahanannya yang tak kenal lelah.

Kesalahan Ganda

Zidansek kemudian menyamakan kedudukan 5-5 tetapi Pavlyuchenkova berhasil menahannya. Petenis Russia kemudian menutup set pertama saat lawannya melakukan kesalahan ganda.

Pavlyuchenkova membawa momentum itu ke set kedua, mematahkan servis untuk memimpin 2-0. Zidansek membalas untuk membalas servisnya tetapi kembali dipatahkan saat petenis Russia itu meraih keunggulan 4-1.

Zidansek terus berusaha keras dan ketegangan muncul kembali untuk Pavlyuchenkova karena dua kesalahan ganda membuat petenis Slovenia itu bangkit membuat skor menjadi 4-3. Tapi Pavlyuchenkovamemastikan kemenangan ketika pukulan Zidansek melebar.

Krejcikova, peringkat 33, memastikan finalis Prancis Terbuka terdiri dari petenis wanita non-unggulan untuk kali keempat dalam lima tahun terakhir. Diameraih kemenangan tiga set yang menegangkan atas Sakkari dari Yunani. ben/AFP

Baca Juga: