Presiden AS, Donald Trump, menyatakan keoptimisan bahwa hasil perundingan AS-Korut pada pengujung Mei nanti akan membawa kesuksesan yang luar biasa, apalagi didukung Tiongkok dan Jepang.

WASHINGTON DC - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, merasa yakin bahwa perundingannya dengan pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un, akan meraih kesuksesan luar biasa karena Korut ingin melakukan perdamaian walau terus bersengketa dalam isu nuklir yang cukup lama. Hal itu disampaikan Trump pada Sabtu (10/3) setelah ia mendapat dukungan dari para pemimpin di Tiongkok dan Jepang.

"Saya pikir (perundingan dengan) Korut akan berjalan baik dan akan mencapai sukses luar biasa, apalagi kami mendapat banyak dukungan," kata Presiden Trump. "Janji bahwa Korut tak akan menembakkan misil dan niat untuk denuklirisasi adalah hal yang gemilang," imbuh dia.

Dalam pernyataannya, Trump sesumbar dirinya turut berperan untuk meredakan ancaman nuklir Korut hingga Korea Selatan (Korsel) bisa menggelar Olimpiade Musim Dingin secara aman bulan lalu.

Sebelumnya Trump mengatakan bahwa Presiden Tiongkok, Xi Jinping, amat memuji putusannya untuk memilih diplomasi dengan Korut. Sementara Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, menyatakan amat antusias terhadap perundingan dengan Korut.

Perundingan Trump dan Kim rencananya akan digelar pada pengunjung Mei nanti. Trump sebelumnya pada Jumat (9/3) lewat media sosial telah menyatakan bersedia menerima tawaran Kim Jong-un untuk berunding.

Sikapi Perundingan

Menyikapi rencana pertemuan Trump-Kim Duta Besar Korut di PBB, Pak Song Il, yang juga turut berperan penting dalam proses menuju perundingan antara AS-Korut, berkomentar bahwa perlunya ketulusan dan keseriusan saat perundingan terjadi.

"AS harus memahami posisi kami dan sepatutnya berkontribusi bagi perdamaian dan keamanan di Semenanjung Korea secara tulus dan serius," kata Dubes Pak dalam email yang dikirimkan ke harian Washington Post.

Komentar Pak ini dilontarkan karena menyadari sensitivitas perundingan dan masih belum berpengalamannya dua pemimpin negara dalam berdiplomasi.

Selain Pak, komentar juga dilontarkan Hillary Clinton. "Jika Anda ingin berunding dengan Kim Jong-un soal senjata nuklir, seharusnya membawa diplomat yang amat berpengalaman," kata Hillary lewat tabloid terbitan Belanda, Algemeen Dagblad.

"Jangan melakukan diplomasi tanpa didampingi diplomat. Hal itu amat berbahaya dan ini tak disadari peemerintahan Trump," imbuh mantan Menlu AS itu.

Dalam pernyataannya, Hillary menyarankan agar Trump didampingi diplomat senior yang pernah jadi Dubes AS di PBB, Bill Richardson, dan menyatakan negoisasi dengan Korut bukanlah sebuah acara realitas televisi.

AFP/I-1

Baca Juga: