Petahana Presiden Donald Trump menyerukan agar dalam pilpres nanti warga AS mencoba memberikan hak suara sebanyak dua kali dengan alasan bahwa langkah itu akan jadi satu-satunya cara untuk memastikan bahwa surat suara dihitung.

WASHINGTON DC - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, pada Kamis (3/9) kembali menyerukan kepada para pendukungnya untuk mencoba memberikan hak suara sebanyak dua kali pada pemilihan presiden AS pada 3 November. Trump mengklaim tindakan yang berpotensi yang dapat dianggap sebagai pelanggaran itu, sebagai satu-satunya cara untuk memastikan bahwa surat suara dihitung.

Trump mengatakan agar warga AS terlebih dahulu memberikan hak suaranya lewat pos jiwa negara bagian tempat mereka tinggal menawarkan opsi memberikan hak suara lewat pos. Lalu pada hari pemungutan suara, mereka harus datang ke tempat pemungutan suara (TPS) untuk memeriksa apakah surat suara mereka telah dihitung, dan jika tidak, maka mereka harus kembali memberikan hak suaranya.

"Dengan begitu, Anda dijamin bahwa hak suara Anda yang amat berharga telah dihitung," cuit Trump di media sosial.

Berdasarkan aturan yang berlaku, memberikan hak suara sebanyak dua kali dengan sengaja merupakan tindakan yang ilegal.

Facebook dan Twitter, yang berada di bawah tekanan untuk tidak menyebarkan informasi yang salah jelang pemilu, memasang label peringatan pada unggahan cuitan Trump tersebut. "Kami mencantumkan peringatan terkait kepentingan publik pada dua tautan cuitan ini karena melanggar Kebijakan Integritas Sipil kami, khususnya yang mendorong orang agar dengan sengaja memberikan hak suara sebanyak dua kali," kata Twitter.

Namun, juru bicara Gedung Putih, Kayleigh McEnany mengatakan, pernyataan Trump itu telah ditanggapi secara salah. "Dia (Trump) hanya ingin memastikan pemilik hak suara melakukan verifikasi bahwa suara pertama mereka melalui surat telah dihitung. Dia tidak akan membiarkan pelaksanaan pemilihan yang melanggar hukum," kata McEnany.

Cuitan Trump itu merupakan serangan terbaru yang menyerang kredibilitas pemberian hak suara lewat pos yang menggema di seluruh negeri sebagai tanggapan atas ketakutan terjadinya penularan Covid-19 saat terjadi kerumunan di tempat pemungutan suara.

Terlepas dari serangan Trump yang terus menerus, praktik pemberian hak suara melalui surat telah tersebar luas di seluruh negeri dan sejauh ini hampir tidak mengalami kendala. Trump sendiri juga akan memberikan hak suaranya lewat surat di Florida karena pada saat bersamaan ia harus tinggal di Gedung Putih.

Saat Trump mengatakan bahwa peningkatan pemberian hak suara melalui surat akan berpotensi menimbulkan kerusakan massal surat suara dan kecurangan, para ahli pemilu mengatakan tidak ada bukti gangguan yang signifikan dari opsi tersebut.

Lebih Lama

Sementara itu jajak pendapat melaporkan bahwa pendukung Partai Demokrat jauh lebih siap memberikan hak suara melalui surat daripada pendukung Partai Republik. Hal itu menimbulkan kekhawatiran, terutama bagi kubu lawan Trump, bahwa ia akan mempermasalahkan hasil pemilu atau menjadikan alasan untuk tak mengakui hasilnya.

Pada Rabu (2/9) lalu dalam perjalanan ke Carolina Utara, Trump untuk pertama kalinya menggaungkan gagasan memberikan hak suara sebanyak dua kali sebagai langkah pencegahan kecurangan.

"Jika Anda mendapatkan surat suara yang tidak diminta, kirimkan, dan kemudian pergi, pastikan itu dihitung. Dan jika tidak dihitung, Anda memberikan lagi (suara)," ucap Trump. "Sebaiknya kirimkan hak suara lebih awal, lalu datangi TPS dan berikan hak suara," tegas dia.

Jika saran Trump diikuti oleh pendukungnya dan mengingat jika jumlah surat suara yang dikirim lebih banyak dari biasanya, maka hasil penghitungan surat suara mungkin membutuhkan waktu berhari-hari bahkan beberapa pekan untuk dihitung.

Sebuah skenario memperkirakan, Trump bisa menang jika hasil penghitungan suara dilakukan lewat pemungutan suara secara langsung. Tetapi jika hasil pemungutan suara lewat pos yang akan dihitung selama beberapa hari, maka rivalnya yaitu Joe Biden yang akan menang. SB/AFP/I-1

Baca Juga: