WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengatakan perjanjian perdagangan dengan Tiongkok dapat ditangguhkan hingga Beijing mencapai penyelesaian yang manusiawi dengan pengunjuk rasa prodemokrasi Hong Kong. Trump bahkan ingin menjadi mediator kesepakatan Beijing dan para pengunjuk rasa.

Hal itu disampaikan Trump melalui Twitter seperti dikutip sejumlah media, Kamis (15/8).

Namun, Trump menyebut Presiden Tiongkok, Xi Jinping, bisa menyelesaikan krisis yang terjadi di Hong Kong. "Saya tidak punya keraguan sedikit pun jika Presiden Xi Jinping ingin menyelesaikan krisis Hong Kong secara cepat dan manusiawi. Dia bisa melakukannya," tulisnya.

Sejumlah gambar yang dipublikasikan menunjukkan ribuan pasukan militer Tiongkok melambaikan bendera merah. Mereka berbaris di sebuah stadiun olahrga Kota Shenzhen, yang berbatasan dengan Hong Kong. Puluhan armada lapis baja dan truk pasokan juga diparkir sekitar pasukan militer.

Washington semakin mewaspadai pasukan keamanan Tiongkok yang berkumpul dekat perbatasan Hong Kong. Apalagi ketegangan aksi protes belum mereda. Pemerintah Tiongkok diketahui mengintensifkan serangan intimidasi terhadap gerakan yang mendorong reformasi demokratis.

Pertumbuhan Anjlok

Sementara itu, Sekretaris Keuangan Hong Kong, Paul Chan, melaporkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Hong Kong anjlok menjadi nol hingga 1 persen dari 2-3 persen pada 2019. Pemerintah Hong Kong mengupayakan pemberian insentif sebesar 2,4 miliar dollar AS untuk memulihkan perekonomian.

Penurunan proyeksi ekonomi terjadi di tengah krisis politik akibat aksi unjuk rasa prodemokrasi yang berlangsung sejak awal Juni 2019. Faktor lain adalah perang dagang, pelambatan perdagangan Asia, volatilitas pasar keuangan global, dan Brexit.

Dari Beijing dilaporkan, satu perusahaan membatalkan persiapan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) senilai 500 juta dollar AS di Hong Kong. Sebaliknya, perusahaan tersebut tengah mengejar rencana IPO di AS.

Dilaporkan juga, ada dua perusahaan yang sedang mempertimbangkan langkah menunda IPO dengan total mencapai satu miliar dollar AS.

Kekhawatiran juga melanda bursa efek AS, Wall Street. Analis menilai krisis politik Hong Kong dan perang dagang telah membuat ekonomi global menjadi genting.

"Apa yang terjadi di Hong Kong, di Brexit, dan perang dagang, semuanya berantakan," ujar Oliver Pursche, seorang analis dari Bruderman.

Perdagangan saham di bursa Wall Street pada Rabu (14/8) memerah, indeks Dow Jones mencatatkan penurunan terburuk. Wall Street kembali menghijau pada Kamis pagi waktu setempat. AFP/ang/AR-2

Baca Juga: