WASHINGTON - Penyanyi R&B, Beyonce, baru-baru ini telah memblokir penggunaan " Freedom" oleh calon presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump, setelah lagu utama dalam kampanye Kamala Harris tersebut, digunakan untuk video kampanye Trump di media sosial.
Juru bicara Trump, Steven Cheung, mengunggah video yang memperlihatkan Trump berjalan keluar dari pesawat, yang diiringi oleh alunan Freedom. Rolling Stone dan Billboard melaporkan bahwa label rekaman dan penerbit Beyoncé bergerak untuk memblokir penggunaan video tersebut, dan video Cheung kini telah dihapus dari media sosial.
Dari The Guardian, Beyonce belum mengomentari insiden tersebut. Ia dikabarkan akan tampil di konvensi nasional Demokrat atau the Democratic national convention (DNC) pada hari Kamis, tetapi perwakilan penyanyi dan tim kampanye Harris belum berkomentar.
Ketika ditanya tentang hal itu pada hari Rabu, ketua DNC, Jamie Harrison, tidak mengonfirmasi atau membantah kehadirannya, dengan mengatakan : "Setiap hari, ia ada di sini menyanyikan Freedom, setidaknya kita mendengarnya melalui interkom."
Kampanye Harris-Walz menjadikan Freedom sebagai bagian inti dari kampanyenya, dengan meluncurkan versi a cappella baru dalam iklan kampanye di DNC, yang juga menampilkan pidato dari aktor nominasi Oscar, Jeffrey Wright. Harris juga menggunakan lagu tersebut di acara kampanye lainnya, dan para pendukungnya terlihat mengenakan topi koboi dan selempang "Cowboy Kamala", yang merujuk pada album Beyoncé tahun 2024 berjudul Cowboy Carter.
Freedom, yang disertakan dalam album Beyoncé tahun 2016 Lemonade, memiliki lirik yang tidak sesuai dengan kampanye Trump, tetapi sangat cocok untuk Harris. "I'ma walk, I'ma march on the regular / Painting white flags blue", Beyoncé bernyanyi merujuk pada putrinya, Blue Ivy, yang dapat berfungsi ganda sebagai slogan kampanye Demokrat.
Sementara itu, Tim Walz meninggalkan panggung di DNC diiringi alunan lagu Rockin' in the Free World, lagu Neil Young yang sangat ironis dari tahun 1989 yang menggambarkan AS yang tercabik-cabik oleh tuna wisma dan kecanduan narkoba. Seorang pejabat kampanye mengatakan bahwa Young secara pribadi telah menyetujui penggunaan lagu tersebut, yang merupakan lagu favorit Walz.
Penggunaan lagu itu mungkin merupakan sindiran terselubung terhadap Donald Trump, yang sering menggunakan lagu itu sendiri di berbagai rapat umum antara tahun 2015 dan 2020. Young dengan lantang menentang penggunaan lagu itu dalam berbagai kesempatan, termasuk dalam surat terbuka kepada Trump pada tahun 2020 yang berbunyi: "Setiap kali salah satu lagu saya diputar di salah satu rapat umum Anda, saya harap Anda mendengar suara saya. Ingatlah bahwa itu adalah suara warga negara AS pembayar pajak yang tidak mendukung Anda. Saya."
Young mengajukan gugatan terhadap Trump di akhir tahun itu, dengan dokumen yang menyatakan Young "tidak dapat membiarkan musiknya digunakan sebagai 'lagu tema' untuk kampanye kebencian dan ketidaktahuan yang memecah belah dan tidak mencerminkan Amerika". Young kemudian secara sukarela membatalkan kasus tersebut.
Banyak musisi lain, dari Adele hingga Rolling Stones, telah menentang penggunaan musik mereka oleh Trump. Awal bulan ini mereka bergabung dengan keluarga mendiang Isaac Hayes, yang mengajukan gugatan hukum dengan tuduhan bahwa Trump "sengaja dan tanpa malu-malu terlibat dalam pelanggaran hak cipta" dengan menggunakan lagu hit Hold on, I'm Comin' yang ditulis oleh Sam and Dave milik Hayes.