Petahana Donald Trump dan calon Presiden AS dari kubu Demokrat, Joe Biden, akan mengikuti sesi debat pilpres AS putaran pertama yang digelar Selasa dan keduanya yakin berhasil mendapatkan dukungan rakyat AS.

WASHINGTON DC - Pelaksanaan pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) pada 3 November akan memasuki situasi yang panas karena pada Selasa (29/9) akan digelar sesi debat pilpres putaran pertama antara petahana Presiden Donald Trump dengan rivalnya, calon presiden dari kubu Demokrat, Joe Biden.

Mengomentari akan dilaksanakannya sesi debat perdana itu, Trump, 74 tahun, mengatakan bahwa ia tak akan segan-segan menggunakan perkataan yang keras terhadap rivalnya. "Sesi debat nanti akan mirip dengan ajang pertandingan MMA (Mixed Martial Arts - seni bela diri campuran).

"(Jalannya sesi debat) mirip itu, namun tanpa kontak fisik," ucap Trump pada Sabtu (26/9).

Sesi debat ini mengingatkan kembali dengan apa yang terjadi pada 2016 lalu saat Trump adu debat dengan capres Demokrat saat itu, Hillary Trump.

"Ia (Trump) tak akan peduli untuk menjawab pertanyaan atau akan memberikan informasi yang akurat. Ia telah menyiapkan hinaan bahkan perundungan," komentar Hillary.

Jajak pendapat pilpres 2016 lalu menyatakan bahwa Hillary memenangkan dukungan dalam 3 sesi debat, namun saat sesi akhir debat ia justru terjungkal oleh Trump.

Saat ini jajak pendapat menyatakan dukungan terhadap Trump kalah dibandingkan Biden dan ia berharap dalam sesi debat ia bisa kembali menyusul dengan meraih lebih banyak dukungan hingga hari H pilpres pada 3 November nanti.

Pada pendukungnya juga amat menantikan kata-kata Trump yang bisa menyudahi perlawanan Biden dan mereka merasa yakin bahwa Trump akan bisa melakukan itu pada sesi debat pamungkas.

Hal yang berbeda disampaikan oleh kubu Demokrat yang mendesak agar Biden jangan mau berdebat dengan Trump karena petahana pastinya akan membesar-besarkan segala hal dan menebar kebohongan.

"Trump itu unik," kata Aaron Kall, direktur debat dari University of Michigan yang juga salah satu penulis dari buku berjudul "Debating The Donald". "Tak ada aturan yang membahas bagaimana cara untuk berdebat dengan dia," imbuh Kall.

Antisipasi Serangan

Sesi debat putaran pertama akan dibimbing oleh pembawa acara dari Fox News yaitu Chris Wallace. Adapun topik sesi debat utamanya salah satunya akan membahas pandemi Covid-19, isu ekonomi dan ketegangan rasial.

"Trump telah siap untuk menanggalkan sarung tinjunya," ucap Wallace mengomentari tugasnya sebagai moderator dalam sesi debat pilpres perdana. "Selama beberapa bulan terakhir, Trump mengejek Biden mulai dari kedekatannya dengan komunis dan soal otaknya yang telah membeku. Tak ada yang tahu apa yang akan dilontarkan Trump nanti," imbuh dia.

Diperkirakan Trump akan menyerang Biden terkait keterlibatan anaknya, Hunter, dalam skandal korupsi dalam kesepakatan bisnis antara Ukraina dan Tiongkok. Jika hal itu tak dilontarkan, mungkin Trump akan bertanya pada rivalnya apakah ia mengkonsumsi obat demi mendapatkan stamina untuk berdebat karena Trump dan para ajudannya telah berulang kali menanyakan hal itu.

Menanggapi semua itu, Biden menyatakan bahwa dirinya akan tetap tenang karena hal itu amat penting. "Saya berharap tak akan dengan mudah terpancing oleh orang ini karena hal itulah yang membuatnya nyaman," ucap Biden pada para pendukungnya. AFP/I-1

Baca Juga: