JAKARTA - Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan tren positif pada awal bulan ini. Sentimen positif penggerak IHSG tersebut meliputi kabar pelonggaran di Tiongkok dan pemulihan ekonomi di Eropa serta rilis data inflasi nasional pada Mei lalu.

Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan katalis positif pergerakan IHSG muncul dari sentimen eksternal yang mulai membaik, terutama kenaikan indeks manufaktur (NBS) Tiongkok pada Mei lalu ke level 49,6 dari 47,4 pada April 2022. Meskipun secara data, aktivitas manufaktur di Tiongkok masih menunjukkan kontraksi karena indeksnya di bawah 50.

Dari dalam negeri, pelaku pasar optimistis data inflasi nasional pada Mei lalu terkendali, berdasarkan hasil survei Bank Indonesia (BI) di level 3,5 persen. Rencananya, hari ini (2/6), Badan Pusat Statistik (BPS) akan melaporkan data inflasi nasional pada Mei 2022.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (31/5) atau jelang libur memperingati Hari Lahir Pancasila menguat seiring aksi beli investor asing. IHSG ditutup menguat 111,41 poin atau 1,58 persen ke posisi 7.148,97. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 26,95 poin atau 2,62 persen ke posisi 1.056,78.

"Jelang libur nasional, IHSG di akhir perdagangan hari ini ditutup sejalan dengan menguatnya bursa regional Asia. Pelaku pasar dan investor tampaknya bersikap konsolidasi setelah kota-kota di China melonggarkan kebijakan lockdown," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta.

Rilis data indeks manufaktur Tiongkok tumbuh, namun melambat pada saat ancaman wabah pandemi Covid-19. Namun demikian pelaku pasar memandang ini sebagai indikasi awal akan kebangkitan ekonomi Tiongkok sehingga akan memberikan tren positif terhadap prospek ekonomi global.

Sementara dari dalam negeri, di tengah semakin membaiknya penanganan pandemi Covid-19, tentunya memberikan ruang pelonggaran kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat sehingga diperkirakan akan menuju pada fase endemi.

Baca Juga: