JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan melanjutkan tren positif, hari ini (14/9), meskipun pergerakannya telah mencapai all time high. Pelaku pasar masih menantikan data inflasi Amerika Serikat (AS) yang diperkirakan turun.

Indonesia Value Investor, Rivan Kurniawan meyakini rilis data inflasi yang kemungkinan lebih rendah dari data bulan lalu menjadi pendorong IHSG dalam perdagangan, Rabu (14/9).

Seperti diketahui, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (13/9) sore, ditutup menguat menjelang rilis data inflasi Amerika Serikat. IHSG ditutup menguat 63,55 poin atau 0,88 persen ke posisi 7.318,02. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 9,85 poin atau 0,95 persen ke posisi 1.042,64.

"Penguatan tiga indeks utama bursa Wall Street dan bursa saham Eropa seiring dengan para pelaku pasar merespons positif dan optimis menjelang rilis data inflasi AS dalam waktu dekat, menjadi pendorong penguatan IHSG hari ini," kata Financial Expert Ajaib Sekuritas M Julian Fadli dalam ulasannya di Jakarta.

Di sisi lain, lanjut Julian, menguatnya mayoritas harga komoditas seperti nikel, minyak sawit mentah (CPO), batu bara, dan emas, menjadi katalis positif bagi IHSG.

Dibuka menguat, IHSG terus bergerak di zona hijau sepanjang sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah berada di teritori positif sampai penutupan bursa saham.

Baca Juga: