JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melanjutkan pelemahannya, hari ini (4/1). Sentimen penggerak rupiah diperkirakan berasal dari eksternal, terutama kinerja manufaktur (PMI) Amerika Serikat (AS) yang diperkirakan terkontraksi atau indeks di bawah 50.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS bergerak fluktuatif sebelum ditutup melemah di rentang 15.460-15.540 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang ditransaksikan antarbank pada penutupan perdagangan, Rabu (3/1), melemah 11 poin atau 0,07 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.481 rupiah per dollar AS.

"Data inflasi kemarin lebih rendah dari perkiraan, memicu harapan pada Bank Indonesia untuk memangkas suku bunga lebih awal," kata analis mata uang Lukman Leong di Jakarta, kemarin.

Saat ini, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI Rate berada di level enam persen. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Desember 2023 tercatat rendah sebesar 0,41 persen month to month (mtm) sehingga inflasi IHK 2023 menjadi 2,61 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

Perkembangan inflasi 2023 itu lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada 2022 sebesar 5,51 persen (yoy). Selain itu, Lukman mengatakan pelemahan rupiah juga didorong oleh dollar AS yang melanjutkan rebound karena munculnya ekspektasi apabila Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed akan bersikap lebih hawkish pada risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) malam ini.

Baca Juga: