Wisatawan diprediksi meninggalkan konsep-konsep wisata konvensional dan mencari pengalaman baru, termasuk wisata petualangan, seperti hiking, culture, dan kuliner.

JAKARTA - Sektor pariwisata diperkirakan sangat prospektif tahun depan meskipun di tengah kondisi perekonomian global tak menentu. Meski demikian, tren pariwisata tahun depan bergeser, meninggalkan konsep konvensional.

Kepala Pusat Industri Perdagangan dan Investasi Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Andry Satrio Nugroho, memprediksi tren pariwisata 2024 mengalami hiperlokal atau berfokus pada komunitas dan area tertentu serta perjalanan wisata dengan waktu yang panjang, namun berkualitas (slow travel).

"Tren pariwisata 2024 akan mengalami hyperlocal and slow travel di mana para wisatawan ini tidak ingin cepat-cepat menghabiskan waktu. Waktu yang dihabiskan dalam berwisata jauh lebih lama dan memilih destinasi domestik yang menawarkan konsep alam dan wisata hijau," ujar Andri di Jakarta, Rabu (29/11).

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf)/ Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kabaparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, memproyeksikan sektor pariwisata pada 2024 memiliki prospek cerah. Capaiannya lebih baik dibandingkan tahun ini meski besarannya belum seperti 2019 atau sebelum pandemi Covid-19.

Menperekraf menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada 2024 sebanyak 14 juta kunjungan, di atas tahun ini yang diprediksi mencapai 11 juta kunjungan. Meski demikian, target tersebut di bawah capaian sebelum pandemi sebanyak 16,11 juta kunjungan pada 2019.

"Kita dihadapkan sejumlah tatangan terutama oleh situasi global yang tidak menentu. Sejumlah lembaga internasional memprediksikan berbagai tantangan di tingkat global pada 2024 seperti konflik geopolitik, gejolak perekonomian, hingga krisis lingkungan dapat mempengaruhi pertumbuhan sektoral termasuk travel industry," jelasnya.

Untuk itu, lanjutnya, pemerintah akan memperkuat konektivitas penerbangan dari negara-negara sumber wisman dengan tersedianya seat pesawat yang mencukupi. Selain itu, pemerintah gencar mempromosikan "Bali Beyond" terutama ke lima destinasi pariwisata super prioritas (DPSP) Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang dengan tujuan untuk penyebaran wisman ke berbagai destinasi di Indonesia.

Lebih lanjut, Sandiaga menjelaskan Indonesia mempunyai pertumbuhan ekonomi yang baik sehingga diharapkan akan mendorong daya beli masyarakat serta meningkatkan perjalanan di dalam negeri pada 2024 menargetkan 1,2-1,4 miliar.

Wisata Petualangan

Sementara itu, Direktur Kajian Strategis Kemenparekraf, Agustini Rahayu, menuturkan pada 2024 wisatawan diprediksi meninggalkan konsep-konsep wisata konvensional dan mencari pengalaman baru.

Founder Tanakita Eko Binarso juga mengatakan wisata petualangan menjadi tren pariwisata ke depan seperti adventure activities (hiking, culture, kuliner) menjadi tren kuat pada 2023. Meski demikian, Eko mengatakan wisata petualangan yang belum digarap secara optimal adalah wisata alam. Sementara Indonesia memiliki sejumlah destinasi wisata minat khusus yang sudah dikenal.

"Kita harus bangga punya world heritageI, seperti Gunung Rinjani, Komodo, Gunung Leuser yang aktivitas wisatanya sangat ramah lingkungan," kata Eko.

Tantangan pengembangan wisata alam, menurut Eko, antara lain infrastruktur, aksesibilitas, bencana alam, keselamatan wisatawan, pengelolaan dampak, promosi dan branding, koordinasi kelembagaan, menciptakan destinasi baru, polusi.

Tren pariwisata 2024 juga tertuju pada pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism). Pariwisata ramah lingkungan dan berkelanjutan banyak diminati wisatawan.

Baca Juga: