Penyesuaian harga BBM Perta Series dikhawatirkan akan membuat konsumen beralih ke pertalite dan premium sehingga akan turut mengerek harga kedua bahan bakar subsidi tersebut.

Jakarta - Kenaikan harga BBM nonsubsidi jenis Perta Series, meliputi pertamax, pertamax turbo, dan Pertamina Dex oleh Pertamina dikhawatirkan kian menggerus daya beli masyarakat yang saat ini tengah melemah. Sebab, lonjakan harga BBM tersebut diperkirakan bisa membebani masyarakat. Penyesuaian tersebut dilakukan di tengah kenaikan harga minyak mentah di pasar global.

Bahkan, kenaikan harga minyak mentah dunia diperkirakan masih berlangsung dalam beberapa waktu ke depan sehingga penyesuaian harga BBM masih berpotensi terjadi lagi. Peneliti Ekonomi dari Instiute for Economic of Development and Finance (Indef), Eko Listiyanto, menyebutkan kenaikan harga BBM ini karena dampak lonjakan harga minyak mentah dunia yang diprediksi trennya berlanjut ke depan.

Pada saat bersamaan, konsumsi BBM di Indonesia terus meningkat. Di sisi lain, sebagian BBM di Indonesia berasal dari impor mengingat produksi dalam negeri tidak mencukupi. Seiring rupiah yang terdepresiasi sejak awal tahun, harga impor minyak melonjak sehingga berdampak pada kenaikan harga BBM jenis pertamax, pertamax turbo, dan pertamina dex.

Meskipun harga pertalite belum naik, ada potensi kenaikan untuk BBM jenis tersebut. Sebab, lojakan harga pertamax akan membuat konsumen beralih ke pertalite dan premium. Kondisi itu dikhawatirkan akan turut menggenjot permintaan pertalite dan premium sehingga berimbas pada kenaikan harga keduanya.

"Intinya, kenaikan pertamax menghasilkan dampaknya akan cukup besar ke kenaikan harga, terutama penurunan daya beli masyarakat," tegasnya, di Jakarta, Minggu (1/7). Seperti diketahui, Pertamina menaikkan harga BBM jenis pertamax sekitar 500-600 rupiah per liter sejak 1 Juli . Harga pertamax 9.500 rupiah per liter atau naik 600 dari sebelumnya yang masih 8.900 rupiah.

Sementara pertamax turbo 10.700 rupiah rupiah liter, naik 600 rupiah dari sebelumnya 10.100 rupiah, dan pertamina dex 10.500 per liter atau naik 500 sebelumnya 10.000 rupiah.

Tidak Berdampak

Pengamat Energi, Mamit Setiawan, mengatakan kenaikan harga pertamax tidak akan berdampak signifikan terhadap kenaikan harga barang mengingat pertamax tersebut bukan untuk kendaraan umum. Namun, secara finansial, kenaikan harga ini cukup membantu Pertamina karena saat ini kondisi keuangan mereka sedang berdarah-darah.

Lebih jauh, dirinya menilai kenaikan harga Perta series ini sudah wajar mengingat harga minyak dunia cendrung naik terus sehingga Pertamina harus menjual sesuai dengan nilai ke ekonomian mengingat Perta series BBM nonsubdisi. Kenaikan tersebut pun sudah atas persetujuan pemerintah karena Pertamina sudah lama mengajukan kenaikan harga, hanya ditunda sampai selesai hari raya Idul Fitri.

Pesaing Pertamina sudah menaikkan harga jauh sebelum Pertamina melakukannya. "Saat ini pun, harga Perta series Pertamina masih di bawah harga stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta lainnya. Bahkan, untuk pertalite, Pertamina masih menahan kenaikan harga karena saat ini pertalite sudah menjadi bahan bakar utama semenjak premium mulai langka di pasaran," katanya.

ers/E-10

Baca Juga: