PARIS - Sebuah penelitian memperkirakan kurang dari 4,7 juta anak perempuan akan lahir secara global dalam 10 tahun ke depan karena praktik pemilihan jenis kelamin di negara-negara dengan preferensi budaya lebih memilih anak laki-laki.

"Tren ini bisa merusak kohesi sosial dalam jangka panjang," lapor penelitian yang diterbitkan dalam jurnal medisBMJedisi Selasa (3/8).

Penelitian tersebut menyatakan bahwa proyeksi kekurangan jumlah anak perempuan yang dilahirkan akan menyebabkan surplus laki-laki muda di sekitar sepertiga dari populasi global pada 2030. "Surplus ini bisa menyebabkan peningkatan perilaku antisosial dan kekerasan dan pada akhirnya dapat mempengaruhi stabilitas jangka panjang dan pembangunan berkelanjutan sosial," tulis penelitian tersebut.

Laporan penelitian itu pun mencatat bahwa aborsi selektif jenis kelamin telah meningkat selama 40 tahun terakhir di negara-negara di seluruh Eropa tenggara bersama dengan Asia selatan dan timur, dengan dampak demografis yang belum diketahui.

Kesimpulan penelitian itu pun menyarankan agar pengumpulan data yang lebih baik dari praktik aborsi selektif jenis kelamin semacam itu untuk membasminya, serta inisiatif pendidikan dan hukum agar diperluas untuk memastikan terjadinya kesetaraan gender.SB/AFP/I-1

Baca Juga: