Dalam jangka panjang, ketiadaan transportasi massal itu sebenarnya tidak begitu bagus bagi perkembangan lingkungan sehingga muaranya berdampak ke perekonomian.
JAKARTA - Pemerintah mengaku terlambat membangun transportasi massal, seperti yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungannya ke Makassar, Sulawesi Selatan, beberapa waktu lalu. Kondisi ini tentunya menghambat pertumbuhan ekonomi nasional karena mobilitas penduduk tak efisien.
Peneliti Ekonomi Center of Reform on Economics (Core), Yusuf Rendi Manilet, mengatakan pembangunan transportasi massal terutama di kota-kota besar di Indonesia belum serius dilakukan. Padahal, mobilitas masyarakat juga menjadi salah satu faktor penting dalam proses pembangunan ekonomi.
"Artinya, ketika mobilitas masyarakat dari satu titik kota ke titik kota yang lain bisa dijalankan secara baik, tentu ini akan berdampak positif terhadap proses pembangunan ekonomi itu sendiri secara tidak langsung," ungkap Yusuf di Jakarta, Kamis (30/3), merespons pernyataan Presiden soal lambatnya membangun transportasi publik.
Yusuf mencontohkan di satu kota tidak tersedia transportasi publik sehingga masyarakat akhirnya menggunakan kendaraan pribadi. Hal itu memicu beberapa potensi eksternalitas salah satu misalnya kemacetan.
"Dan ini juga kita saksikan di kota-kota besar, belum bagi masalah polusi yang dalam jangka panjang itu sebenarnya tidak begitu bagus bagi perkembangan lingkungan dan pada muaranya juga akan berdampak ke perekonomian," ujar Yusuf.
Dia mengatakan dalam konteks penyediaan transportasi massal terutama kereta api di Sulawesi, memang ini sudah waktunya mengingat Sulawesi Selatan merupakan salah satu provinsi dengan perkembangan ekonomi bagus atau signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
"Tentu perkembangan pembangunan ekonomi di Sulawesi Selatan perlu ditopang salah satunya dengan penyediaan transportasi publik yang proper dan terjangkau oleh masyarakat secara luas," ujarnya.
Seperti dketahui, Presiden RI Joko Widodo mengakui pemerintah terlambat membangun angkutan transportasi massal berupa kereta api di kota-kota besar di Indonesia.
"Kita ini terlambat dalam membangun transportasi massal, padahal itu hal yang sangat basic yang akan menghubungkan antarkota dan kabupaten provinsi," kata Jokowi pada peresmian Depo Maros Kereta Api jalur Makassar-Parepare di Kabupaten Maros, Rabu (29/3).
Dia mengatakan jalur kereta api Makassar-Parepare di Sulawesi Selatan akan tersambung hingga ke bagian utara Sulawesi atau ke Manado, Sulawesi Utara.
Bangun Infrastruktur
Pemerhati Kebijakan Publik Institut Shanti Bhuana-Bengkayang Kalimantan Barat, Siprianus Jewarut, mengatakan keterlambatan Indonesia dalam membangun transportasi massal bukan hal yang baru, karena transportasi sangat bertalian dengan infrastruktur.
"Jadi kalau infrastruktur belum ada, otomatis transportasi tidak berjalan. Maka strategi pemerintahan Jokowi pada masa awal kepemimpinan mendorong pembangunan infrastruktur sudah on the track. Ketika di periode kedua fokus pembangunan pada soal trasnportasi ini menjadi langkah yang tepat," tegasnya.
Siprianus menegaskan infrastruktur dan transportasi membuka banyak peluang usaha baik itu lapangan kerja maupun mobilitas ekonomi.