KYOTO - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendorong solusi atau penyelesaian masalah transportasi atau distribusi produk-produk ekspor nasional ke Jepang.

Hal itu dikemukakan Wapres saat berdialog dengan diaspora Indonesia pelaku industri halal di Jepang, yang berlangsung di Kyoto, Jepang, Selasa (7/3). "Masalah transportasi tentu banyak kaitannya. Ini bagaimana kita memfasilitasi," ujar Wapres.

Pada kesempatan tersebut, seorang warga negara Indonesia pelaku industri halal di Jepang bernama Achmad Arifin menyampaikan pada Wapres bahwa dirinya terkendala mahalnya biaya transportasi Indonesia-Jepang dalam mendatangkan produk-produknya.

Akibat hal tersebut, produknya kalah saing dengan produk asal Thailand dan Vietnam yang biaya distribusinya ke Jepang lebih murah.

Menyikapi hal tersebut Wapres mengakui beberapa armada transportasi terikat oleh kesepakatan-kesepakatan yang mengharuskan sejumlah ketentuan seperti adanya rute tertentu hingga pengaturan kargo. Hal tersebut mengakibatkan harga transportasi menjadi mahal.

"Memang transportasi (misalnya) kalau kapal laut harus mutar ke Singapura. Bahkan Gubernur Sulawesi Utara mengeluh karena (ekspor) harus mutar ke Singapura dulu, padahal dari Manado dekat sekali ke sini (Jepang)," kata Wapres.

Akibatnya, kata Wapres, hasil perikanan di Manado dikirim melalui angkutan udara setiap jam 12 malam dalam kondisi hidup, dan bisa masuk Tokyo, Jepang pada pagi hari. "Memang sedang diupayakan supaya tidak mutar ke Singapura," jelasnya.

Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi mengatakan masalah transportasi memang menjadi masalah besar. Seringkali jika volume distribusi ekspor barang kecil menyebabkan biaya transportasi menjadi mahal.

Baca Juga: