JAKARTA - Proses transisi pemecahan nomenklatur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menjadi dua entitas yakni Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dan Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) dipastikan tidak akan menghambat jalannya program pengembangan destinasi dan infrastruktur sektor pariwisata dan ekonomi kreatif tanah air yang direncanakan sepanjang 2024.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf, Hariyanto, menjelaskan bahwa kedeputian yang dinaunginya memegang peran strategis dalam pengembangan destinasi yang dilengkapi dengan pengembangan produk ekonomi kreatif. Hal tersebut tercantum dalam UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan yang salah satu dari empat pilar utama kepariwisataan di dalamnya adalah destinasi pariwisata.
"Salah satu program flagship di kedeputian ini adalah kegiatan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI). Sebuah program pengembangan desa wisata melalui serangkaian kegiatan, dari visitasi, pendampingan, bantuan sarana prasarana, hingga rangkaian malam anugerah ADWI," kata Hariyanto dalam keterangan tertulisnya, Jumat (1/11).
Untuk pelaksanaan rangkaian malam anugerah desa wisata indonesia 2024 telah dijadwalkan akan berlangsung di Jakarta, pada 15 - 17 November 2024. Dengan tiga agenda utama yakni forum mitra strategis, pameran produk ekonomi kreatif dari 50 desa wisata terbaik ADWI 2024, dan malam anugerah pemberian apresiasi atau penghargaan.
Sejak tahun 2021 hingga 2024 program ADWI menjadi unggulan dan telah melahirkan 225 desa wisata berprestasi di seluruh Indonesia bahkan ke tingkat internasional dan dunia. Tercatat perkembangannya terus meningkat dari waktu ke waktu.
Hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan pada tahun 2023 menunjukkan peningkatan pada beberapa aspek pengembangan desa wisata, yang dampaknya dirasakan secara langsung oleh masyarakat setelah menjadi bagian dari ekosistem ADWI.
"Dimana rata-rata kenaikan kunjungan wisatawan mencapai 80,66 persen di tahun 2021-2022, kemudian meningkatnya pendapatan desa wisata dengan rata-rata 50,91 persen, serta penyerapan tenaga kerja mencapai 3,88 persen," katan Haryanto.
Dalam rangka memperkuat ekosistem desa wisata, platform Jejaring Desa Wisata (Jadesta) hadir sebagai basis data terintegrasi yang menghubungkan seluruh desa wisata di Indonesia untuk memperluas jejaring dan kolaborasi. Saat ini, sebanyak 6.037 di Indonesia telah bergabung dalam Jadesta, mencerminkan komitmen kolektif terhadap kemajuan pariwisata desa.
Partisipasi ini menjadi bukti bahwa desa wisata terus menjadi fokus dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan dan pembedayaan masyakarat lokal.
Program unggulan lainnya yaitu pengembangan Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif Indonesia melalui pembinaan, pelatihan, serta pendampingan sehingga melahirkan city branding di tiap-tiap kabupaten/kota. Sejauh ini sudah ada 83 kabupaten/kota yang telah menetapkan subsektor unggulan dari 17 subsektor ekonomi kreatif di wilayah melalui pelaksanaan Uji Petik Penilaian Mandiri Kabupaten Kota Kreatif Indonesia (PMK3I).