JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan perlu melibatkan dan memberdayakan masyarakat dalam proses transisi menuju energi, yang lebih bersih dan berkelanjutan.

"Untuk Indonesia, transisi energi merupakan inti pencapaian sustainable development goals (SDGs). Transisi energi sangat krusial dalam memastikan tujuan SDGs," kata Menteri Arifin saat berbicara dalam forum Global Commission on People-Centred Clean Energy Transitions yang diselenggarakan International Energy Agency (IEA) secara virtual, Senin (15/3).

Dikutip dari laman Kementerian ESDM di Jakarta, kemarin, Arifin berharap komisi hendaknya mempertimbangkan transisi energi harus dengan memastikan aksesibilitas, keterjangkauan, ketersediaan, kesetaraan, dan keandalan energi bersihnya.

Dalam forum internasional itu, Arifin mengatakan dalam beberapa tahun terakhir ini, Indonesia telah melaksanakan sejumlah kebijakan transisi energi, yang melibatkan masyarakat. Kebijakan tersebut antara lain adalah mereformasi subsidi energi dengan tetap menjaga keterjangkauan dan keamanan pasokan energinya.

"Indonesia telah bertransformasi dari rezim subsidi energi yang tidak efisien dan membebani, menjadi kebijakan yang lebih efektif dan efisien dengan memanfaatkan lebih banyak sumber energi dalam negeri terutama gas alam dan energi terbarukan untuk mengurangi masalah neraca perdagangan," tutur Arifin.

Di samping itu, lanjutnya, pemerintah juga telah menjalankan program mandatori biodiesel 30 persen (B30). Program ini sangat penting untuk mengurangi impor bahan bakar fosil.

Cari Peluang

Dalam kebijakan B30 ini, pemerintah tidak hanya memanfaatkan kelapa sawit sebagai sumber bahan bakar nabati untuk mengurangi emisi, tetapi juga mencari peluang untuk pembangunan ekonomi yang lebih besar.

"Target transisi energi kami ditetapkan dengan target yang ambisius menuju energi bersih. Indonesia juga tengah mengembangkan co-firing biomassa di beberapa pembangkit listrik dan berusaha memperluas skala penggunaan teknologi ini. Kami juga mengevaluasi potensi kombinasi antara clean coal technology, co-firing biomassa, dan CCS/ CCUS (carbon capture, utilization, and storage)," jelas Arifin.

Di sisi lain, Indonesia juga berpartisipasi dalam pengembangan kendaraan listrik dan industri energi lanjutan. Transisi menuju energi yang lebih bersih dan berkelanjutan membutuhkan banyak sumber daya mineral, sebagai sumber daya pada industri teknologi bersih dan terbarukan.

Baca Juga: