Menurutnya, sekarang ini disabilitas sudah mendapatkan tempat yang sama di fasilitas publik. Beberapa halte Transjakarta dibuat supaya ada akses untuk difabel. Yang tidak punya akses difabel, direnovasi.
JAKARTA - Transportasi publik Jakarta diharapkan terus mengembangkan ramah bagi penyandang disabilitas menjelang transformasi menjadi kota global. "Ketika Jakarta ingin bertransformasi menjadi kota global, tentunya harus berbenah. Ini termasuk dalam menyiapkan transportasi agar ramah bagi penyandang disabilitas," tutur Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ), Haris Muhammadun.
Dia mengatakan ini dalam acara pemberian penghargaan (award) di Jakarta Pusat, Kamis. Dia mendorong Pemerintah Provinsi Jakarta memperkuat sarana dan prasarana bagi penyandang disabilitas. Ini harus dipersiapkan secara matang. Sebab banyak detil yang harus dipenuhi. Contohnya sudut kemiringan untuk berjalan, lift, hingga ruang tenang.
"Kalau bicara rentang nilai, Jakarta sudah diangkat delapan, tertinggi dari kota Indonesia. Tapi kalau angka, kita di angka delapan dari sepuluh," ujar Haris. Menurut Haris, hampir seluruh transportasi umum Jakarta sudah memperhatikan keperluan disabilitas baik LRT, MRT, maupun Transjakarta.
Menurutnya, sekarang ini disabilitas sudah mendapatkan tempat yang sama di fasilitas publik. Beberapa halte Transjakarta dibuat supaya ada akses untuk difabel. Yang tidak punya akses difabel, direnovasi.
Selain itu, MRT Jakarta (Perseroda) juga sudah meluncurkan fasilitas Digital Intelligent Assistant (DIA) atau Layanan Cerdas Ramah Disabilitas yang ditempatkan di stasiun. DIA menjadi komunikasi dua arah. Dia dapat menghubungkan pengguna dengan petugas di Stasiun MRT Jakarta. Bentuknya, audio maupun visual. Ini juga dilengkapi dengan fitur pesan tertulis.
Lebih lanjut, Haris juga mendorong transportasi Jakarta menyediakan ruang tenang untuk disabilitas mental. "Ruang tenang untuk teman-teman disabilitas akan disediakan. Sekarang fasilitas-fasilitasnya sedang dikonstruksi," jelasnya.
Adapun acara DTKJ Awards ini merupakan agenda dua tahunan. Acara yang sudah berlangsung sejak 2020 ini menjadi wadah apresiasi dan evaluasi untuk stakeholders transportasi maupun nontransportasi yang mampu menyediakan sarana dan prasarana ramah disabilitas.