JAKARTA - Transformasi digital yang didukung kebijakan kuat serta koordinasi regulator dan pemerintah telah banyak menopang ketahanan dan efisiensi ekonomi Indonesia selama dua tahun terakhir.

"Digitalisasi telah menyelamatkan banyak aspek dalam kehidupan kita sehari-hari, beberapa dari kita sekarang bahkan bisa membeli sesuatu hanya dengan satu kali scan melalui aplikasi pembayaran," ungkap Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Doni Primanto Joewono, dalam acara The 4th Indonesia Fintech Summit 2022 yang dipantau secara daring di Jakarta, Kamis (10/11).

Melalui validitas layanan keuangan digital dan adopsi konsumen, ia membeberkan saluran pembayaran digital kini sudah mampu tumbuh hingga 26,44 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy).

Menurut dia, transformasi digital di perbankan ikut terbantu oleh pandemi Covid-19 yang mendorong masyarakat menuju pemanfaatan e-commerce, yang berhasil tumbuh signifikan sebesar 21,26 persen (yoy). Pertumbuhan transaksi digital yang pesat mengarah pada infrastruktur pembayaran yang cepat, efisien, dan aman.

Di sisi lain, menurut Doni, fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi bisnis terus menghadapi berbagai tantangan dalam situasi yange tidak pasti seperti saat ini. "Kemampuan bertahan, beradaptasi, dan bertransformasi adalah kunci sukses menghadapi akselerasi digital karena pandemi sehingga membantu menjadi game changer," tuturnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, lanjut dia, tren kolaborasi para pelaku industri dinilai mampu memprofilkan keunggulan masing-masing. Dalam konteks ini, perbankan dan perusahaan teknologi finansial (tekfin/ fintech) membutuhkan pola pikir kerja sama dan kolaborasi dalam berkompetisi untuk meningkatkan kualitas layanan.

Di era normal baru, persaingan bisnis tidak lagi perlu ditanggapi secara langsung, melainkan kolaborasi kini menjadi kunci yang mampu memaksimalkan manfaat digitalisasi bagi semua pihak, sekaligus menjamin persaingan yang sehat antar pelaku.


Jalur Pertumbuhan

Pada kesempatan sama, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, mengungkapkan nilai ekonomi digital Indonesia berpotensi mencapai lebih dari 330 miliar dollar AS pada 2030. "Ekonomi digital kita saat ini berada dalam jalur pertumbuhan yang sangat kuat untuk mencapai angka itu," ujar Mahendra.

Untuk mencapai potensi tersebut, pemerintah, bank sentral, dan OJK, melakukan koordinasi dan kerja sama yang sangat erat untuk memastikan kebijakan dan layanan regulator kepada perusahaan maupun perusahaan rintisan, yang akan membuat target itu dapat dicapai, diberikan dengan potensi terbaik dengan cara yang bisa dilakukan regulator.

Saat ini, kata dia, ekonomi digital domestik bernilai lebih dari 70 miliar dollar AS, yang merupakan nilai tertinggi di ASEAN.

Baca Juga: