Barca boleh menang, tapi Xavi pada ­akhirnya akan dinilai berdasarkan penampilan tim asuhannya di kompetisi besar dan Barcelona telah tersingkir dari Liga Champions musim ini.

RIYADH - Barcelona dengan meyakinkan mengalahkan Real Madrid 3-1 di Arab Saudi, Senin (16/1) dini hari WIB, untuk merebut trofi Piala Super Spanyol. Trofi itu menjadi yang pertama bagi Barca sejak dilatih Xavi Hernandez. Terinspirasi oleh pemain muda, Gavi, yang mencetak gol dan berperan untuk gol yang dijaringkan Robert Lewandowski dan Pedri Gonzalez, klub Catalan itu menghasilkan salah satu penampilan terbaik dalam laga El Clasico.

Setelah menikmati kesuksesan besar sebagai pemain di Barca, Xavi kembali ke klub itu November 2021. Usai menghabiskan banyak uang di bursa transfer musim panas lalu, kemenangan kali ini menjadi pertanda baik bahwa proyek Xavi bergerak ke arah yang benar. Karim Benzema mencetak gol hiburan untuk Madrid, yang tampil jauh dari performa terbaik sejak jeda Piala Dunia. Madrid kini juga tertinggal tiga poin dari Barcelona di klasemen La Liga.

Pelatih Madrid, Carlo Ancelotti, menderita kekalahan pertamanya di final sejak 2014. Los Blancos menyerahkan trofi yang mereka raih musim lalu ke Barcelona. Klub Catalan itu kini telah mencatatkan rekor, menangkan Piala Super Spanyol sebanyak 14 kali.

"Kami paham ini kesempatan yang harus diambil. Kami telah menjalani era perubahan di klub dan di ruang ganti. Ini akan memperkuat untuk terus berjuang meraih lebih banyak gelar," ujar kapten Barca, Sergio Busquets.

Xavi secara krusial mengerahkan empat gelandang tengah. Gavi yang berusia 18 tahun bergeser lebih ke dalam dari posisi awal sisi kiri. Dia sering membuat bek kanan Madrid, Dani Carvajal, terkecoh. Barcelona memecah kebuntuan ketika Busquets melesat setelah menerima umpan Antonio Rudiger. Dia mengarahkan umpan kepada Lewandowski yang meneruskan bola ke Gavi untuk mencetak gol dengan percaya diri.

Gavi menjadi penyedia untuk gol kedua. Dia berlari menyambut umpan De Jong dan menggeser bola ke Lewandowski yang lalu menceploskan ke gawang. "Gavi adalah pemain muda yang menggairahkan. Ketika melihatnya bersaing seperti itu, menempatkan jiwanya di sana. Dia adalah karakter yang menular untuk tim. Dia memiliki kapasitas bawaan untuk kepemimpinan," ujar Xavi dalam konferensi pers usai pertandingan.

"Pemainan datang dari dalam dirinya yang spektakuler. Di usia 18, saya sudah mengatakannya berkali-kali, tapi jangan sampai berhenti," sambungnya. Gavi, yang memenangkan penghargaan "Golden Boy" tahun 2022, adalah pemain luar biasa dalam pertandingan tersebut. Permainannya menunjukkan Barcelona berada di tangan yang baik untuk tahun-tahun mendatang.

Bintang muda Madrid, Vinicius Junior, dijegal Ronald Araujo. Pemain Barca asal Uruguay itu berada di posisi bek kanan untuk langsung meredam ancaman Junior. "Kami pergi ke Arab memberikan 90 persen atau 80 persen permainan. Di final melawan rival seperti Barca, kami tidak bisa bermain 100 persen," ujar gelandang Madrid, Fede Valverde, kepada Movistar.

Satu-satunya noda dalam penampilan Barcelona adalah gol telat Benzema. "Kami kalah melawan Barcelona, tak seperti mengalahkannya di liga. Mereka bermain lebih baik dan pantas mendapatkannya," ujar Ancelotti.

Pukulan besar bagi Madrid mungkin menjadi dorongan moral kemenangan bagi Barca. Meskipun Xavi pada akhirnya akan dinilai berdasarkan penampilan tim asuhannya di kompetisi besar dan Barcelona telah tersingkir dari Liga Champions musim ini. Dia sangat senang dengan kemenangan kali ini.

"Itu memberikan banyak ketenangan, kepercayaan diri, karena yang kami rencanakan bekerja dengan cemerlang. Kami mengalahkan Madrid dan mendominasi seluruh pertandingan," ujar Xavi. ben/AFP/G-1

Baca Juga: