Pertempuran antar geng di penjara paling kejam di Ekuador telah menewaskan sedikitnya dua orang. Informasi tersebut dikatakan oleh lembaga penjara SNAI pada hari Rabu, di tengah serangan terhadap polisi atas pemindahan tahanan. Konfrontasi di penjara Penitenciaria Guayaquil juga melukai enam orang, kata badan tersebut.

Pemindahan sekitar 1.000 orang dari penjara ke dua pusat penahanan lainnya memicu lebih dari 18 serangan terhadap polisi dengan senjata dan penembakan terhadap polisi pada hari Selasa, menewaskan lima petugas. Pemindahan tersebut merupakan upaya untuk mengurangi kepadatan dan memperbaiki kondisi narapidana, kata SNAI.


Sebagai tanggapan, Presiden Guillermo Lasso mengumumkan keadaan darurat selama 45 hari dan jam malam di provinsi Guayas dan Esmereldas. Polisi menangkap 36 orang yang diduga terkait dengan serangan itu dan menyita ribuan bahan peledak dan tongkat dinamit.

"Kami telah merencanakan serangkaian operasi untuk menjaga perdamaian dan ketenangan semua warga Ekuador yang ingin bekerja dan makmur," kata Lasso dalam sebuah pernyataan, Rabu. "Mereka tidak akan mengintimidasi kita. Mereka harus bertanggung jawab atas tindakan mereka."


Lasso telah berulang kali menuduh geng narkoba menggunakan kekerasan - termasuk di dalam penjara - untuk membalas upaya pemerintahnya untuk memerangi mereka. Ekuador digunakan sebagai titik transit untuk obat-obatan menuju Eropa dan Amerika Serikat.

Lebih dari 1.400 tentara membantu polisi di Guayaquil dan Esmeraldas, Menteri Pertahanan Luis Lara mengatakan kepada wartawan, dan angka itu bisa bertambah.

Sebelumnya pada hari itu polisi di provinsi El Oro selatan menghentikan sebuah truk yang membawa 16.416 batang bahan peledak, 1.200 batang dinamit, dan 150.000 kapsul peledak.

Sistem penjara Ekuador telah menghadapi masalah struktural selama beberapa dekade, tetapi kekerasan penjara telah meningkat sejak akhir 2020, menewaskan sedikitnya 400 orang dan meneror keluarga narapidana.

Baca Juga: