PUNCAK - Tragedi berdarah terjadi di Distrik Beoga, sebuah distrik yang ada di Kabupaten Puncak, Papua. Dua nyawa melayang hanya dalam waktu 48 jam. Dua nyawa dari guru yang mengajar di daerah pedalaman Papua tersebut.

Satu guru sekolah dasar. Satunya lagi guru SMP. Keduanya terbunuh. Ditembak dengan keji. Pelakunya, diduga Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) yang kerap gentayangan meneror warga di Kabupaten Puncak Papua. Guru SD yang mati ditembak bernamaOktavianus Rayo.

Hari Kamis pagi (8/4), OktavianusRayo tak akan menduga. Hari itu, menjadi hari terakhirnya menghirup udara segar bumi Cendrawasih. Oktavianus Rayo yang datang jauh-jauh dari tanah Bugis untuk mengabdikan diri mengajar di Papua, harus meregang nyawa oleh timah panas yang dimuntahkan dari senjata anggota KKSB. Guru asal Tanah Bugis itu pergi untuk selama-lamanya. Meninggalkan anak didiknya di pedalaman Tanah Cenderawasih.

Hari Jumat (9/4), tragedi kembali terjadi. Yonatan Randen juga seorang guru di sebuah sekolah menengah pertama di Kampung Julukoma, Distrik Beoga, meregang nyawa karena peluru. Dua pahlawan tanpa tanda jasa itu pergi untuk selama-lamanya.

Di hari naas itu, Yonatan saat itu sedang mengendarai motor bersama dengan Kepala Sekolah SMPN 1 Boega, Junedi Arung Salele. Keduanya, hari itu berniat mencari terpal untuk menutupi jenazah Oktavianus Rayo, guru SD yang dibunuh pada hari Kamis pagi. Saat itulah, keduanya ditembaki. Malang bagi Yonathan. Ia tersungkur kena tembakan. Dan meninggal di lokasi. Sementara itu, Junedi berhasil di amankan di Koramil setempat.

Menurut Kolonel Kolonel Czi IGN Suriastawa, Kepala Penerangan Kogabwilhan III, dalam keterangan tertulisnya yang diterima Koran Jakarta, penembakan terjadi sekitar pukul 16.45 WIT.

"Keduanya sedang mengambil terpal untuk alas jenazah Oktavianus Rayo Akibat tembakan itu, Yonatan Renden meninggal dunia dengan luka tembakan di bagian dada kiri dan kanan," ungkapnya.

Sekitar pukul 19.00 WIT,Satgas Gabungan Yonif 715/Mtl dan Koramil Beoga, kata Kolonel Suriastawa, berhasil mengevakuasi jenazah Yonatan Renden dari tempat kejadian untuk kemudian si bawa ke Puskesmas Beogam.

"Saat evakuasi ini, aparat gabungan Yonif 715/Mtl dan Koramil Beoga mendapatkan gangguan tembakan dari KKB, yang melakukan penembakan terhadap korban," ujar Kolonel Suriastawa.

Baca Juga: