COLOMBEY-LES-DEUX-ÉGLISES - Pembalap spesialis sprint asal Eritrea, Biniam Girmay memenangkan etape kedelapan Tour de France, Sabtu (6/7) sore waktu setempat. Etape tersebut finis di desa tempat mantan presiden Prancis Charles de Gaulle tinggal dan dimakamkan.

Girmay menjadi orang Afrika kulit hitam pertama yang memenangkan etape di Tour de France di etape ketiga. "Satu kemenangan di Tour itu hebat. Tetapi untuk memenangkan yang kedua, rasanya sungguh luar biasa," ujar Girmay dengan senyum lebar.

Pemimpin klasemen umum sementara Tadej Pogacar mempertahankan keunggulan 33 detiknya atas Remco Evenepoel, sementara juara bertahan Jonas Vingegaard berada di posisi ketiga. Kemenangan etape kedua kalinya bagi Girmay setelah kemenangan bersejarahnya di Turin hari Senin memperpanjang keunggulannya di puncak klasemen sprinter terbaik dengan jersey hijau.

Sprint terakhir dilakukan di tanjakan yang menguntungkan sprinter yang lebih ramping. Jasper Philipsen, pemegang jersey hijau 2023, berada di posisi kedua sementara Arnaud de Lie yang berusia 22 tahun dari Belgia berada di posisi ketiga.

Girmay adalah pembalap pertama yang memenangkan dua etape sejauh ini dengan saingan sprinternya Dylan Groenewegen dan Mark Cavendish memenangkan etape sprint sebelumnya berada di luar 10 di etape kedelapan. Pembalap Norwegia Jonas Abrahamsen dari Uno-X memimpin di depan peloton dengan tetap di depan selama 170 km dan memperpanjang keunggulannya dalam balapan polka dot jersey atau raja tanjakan setidaknya untuk dua etape lagi.

Etape kedelapan finis di Colombey-les-Deux-Eglises, rumah De Gaulle dan istrinya Yvonne. De Gaulle memimpin Prancis selama Perang Dunia II, kemudian menjadi presiden kelima Prancis. Dalam insiden balapan yang sering diingat tahun 1960, De Gaulle dan istrinya keluar untuk melihat Tour de France melewati desa mereka, peloton berhenti sejenak untuk menyapanya. ben/AFP/G-1

Baca Juga: