Adanya larangan penggunaan tas plastik saat belanja, memunculkan Tote Bag sebagai penggantinya. Gambar dan bahannya berbagai macam, mendatang mode belanja tersendiri.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melarang penggunaan kantong plastik sekali pakai di pusat perbelanjaan, toko swalayan, dan pasar rakyat sejak 1 Juli 2020. Larangan tersebut telah diatur dalam Peraturan Gubernur Nomor 142 Tahun 2019 tentang Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan pada Pusat Perbelanjaan, Toko Swalayan, dan Pasar Rakyat. "Pemprov DKI Jakarta melarang penggunaan kantong belanja plastik sekali pakai di tempat-tempat tersebut," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih dalam keterangan tertulis.

Menurut Anando, selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB), tercatat peningkatan aktivitas belanja online menggunakan kantong plastik. Tak hanya itu, tercatat 34 persen sampah di tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) Bantargebang merupakan sampah plastik dan kantong kresek. "Jenis sampah kantong kresek tersebut membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun untuk terdekomposisi secara alamiah," ujar Anando.

Karena itu, pengelola pusat perbelanjaan, toko swalayan, dan pasar rakyat diimbau untuk beralih menggunakan kantong belanja ramah lingkungan. "Kantong belanja ramah lingkungan adalah kantong belanja guna ulang (reusable) yang dapat terbuat dari bahan apapun baik daun kering, kertas, kain, polyester dan turunannya maupun materi daur ulang," kata Anando.

Belanja adalah kegiatan yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Ketika belanja dibutuhkan wadah barang yang dibeli. Di Indonesia, para pedagang biasanya menggunakan kantong plastik untuk mewadahi barang blanjaan konsumennya. Padahal diketahui bahwa kantong plastik akan menambah limbah plastik. Limbah plastik adalah bahan yang sulit terurai, sehingga dapat merusak lingkungan. Untuk mengurangi penggunaan plastik, ketika berbelanja dapat digunakan tas belanja. Oleh karena itu, dalam penelitian ini muncul inovasi untuk merancang tas belanja untuk mengganti keberadaan kantong plastik sebagai wadah belanjaan.

Kantong plastik yang biasa dipakai sehari-hari sebetulnya sudah populer pada pertengahan abad ke-19. Penemunya adalah Alexander Parkes, ahli kimia asal Inggris yang lahir di Birmingham pada 29 Desember 1813.

Pada 1862, Parkes memamerkan benda bernama parkesine, cikal bakal plastic, yang dibuat dari bahan selulosa, pada Great International Exhibition di London. Penemuan ini terus berkembang sehingga kantong kresek banyak dikenal di Amerika Serikat pada 1966. Ketika itu kantong plastik mulai dipakai pada kemasan roti. Penggunaan secara masal kantong plastik dimulai pada 1974, ketika perusahaan ritel raksasa di Amerika Serikat seperti Sears, Jordan Marsh, yang kemudian mulai beralih ke tas barang plastik.

Pada 1977 tas belanja plastik mulai diperkenalkan industri supermarket sebagai alternatif wadah kertas. Indonesia sendiri kantong plastik secara umum dibagi dua macam. Tipe HDPE (High Density Polyethylene) dan LDPE (Low Density Polyethylene).

Plastik HDPE tahan terhadap panas dengan ketebalan 0,015 milimeter sampai dengan 0,150 milimeter. Plastik jenis ini banyak sekali digunakan pada kantong minyak, dan kantong plastik yang biasa digunakan untuk mengemas makanan yang berkuah. Sedangkan LDPE (Low Density Polyethylene) berbahan fleksibel dengan kekuatan remas. Jenis ini yang biasanya di Indonesia dikenal dengan nama kantong kresek. Fungsi lainnya plastik LDPR digunakan sebagai pembungkus roti atau plastik sampah.

Begitu banyaknya kebutuhan akan plastik berimbas pada meluapnya limbah plastik yang mencemari lingkungan. Plastik merupakan bahan yang membutuhkan waktu lama untuk terurai. Karakteristik plastik yang tidak berpori juga dapat menganggu siklus aliran air, dalam tanah. Belum lagi kandungan kimianya juga memicu rusaknya ekosistem, dimana mikrobakteri pengurai tidak dapat menguraikan plastik, serta bahan kimia plastik mampu menjadi racun untuk hewan.

Merebaknya sampah plastik di Indonesia dihasilkan dari limbah rumah tangga, yang berasal dari kegiatan komersial yaitu penggunaan kantong plastik saat berbelanja. Tentu saja di dunia yang semakin praktis ini, banyak ibu rumah tangga yang pergi belanja tanpa membawa tas sendiri, bahkan mobilitas manusia yang semakin tinggi membuat kegiatan perdagangan juga terjadi secara spontan. Tentu tidak ada pilihan lain untuk membawa barang belanja selain dengan plastik.

Pada sekitar tahun 1960 kantong plastik mulai digunakan di Jepang. Sebelum itu, ikan dan sayuran umumnya dibungkus dengan koran dan daging dibungkus dengan sekam bambu, tetapi sejak tradisi digantikan oleh teknologi, segala macam hal dibungkus atau dibawa dalam kantong plastik. Sejak sekitar tahun 1980, tas belanja plastik berwarna putih menjadi umum karena buram dan terlihat bersih.

Karena banyak orang Jepang yang peduli untuk melindungi lingkungannya, semakin banyak orang yang tidak menggunakan tas belanja plastik. Selain tas jenis plastik sekali pakai, banyak orang membeli tas yang kokoh dan tas belanja yang dapat digunakan kembali, biasa disebut "tas eco" karena mereka lebih bertanggung jawab terhadap ekologis.

Belakangan mulai banyak digunakan tote bag pengganti kantong plastik, sebagai kantong belanja yang sifatnya tidak sekali pakai. Tote bag menyerupai bahan kantong plastik, ringan, murah, serta mudah dibawa. Sehingga tote bag ini praktis dibawa kemanpun untuk berbelanja sewaktu â€"waktu. Hari-hari ini, tote bag sedang menjadi trend terutama di kalangan anak muda, maupun di kalangan ibu rumah tangga. Tote bag merupakan tas jinjing yang biasanya berbentuk kotak dengan dua tali diatasnya, sebagai pegangan. Tote bag memiliki model yang hampir mirip dengan plastik pada umumnya. Namun tote bag dipilih sebagai media pengganti plastik karena sifatnya tidak sekali pakai.

Produksi tote bag dibuat diiantaranya ada TOS (Totebag of Shopping). Bahan yang dipilih untuk TOS adalah parasut balon, yaitu bahan yang dipakai pada produk jas hujan dan payung, yang sifatnya tahan air. TOS didesain sedemikian rupa agar menyerupai plastik yang ringan dan simpel. TOS dapat dilipat dan praktis untuk dibawa serta saat bepergian, sehingga sewaktu-waktu hendak berbelanja, totebag ini dapat digunakan sebagai wadah barang belanjaan. Tote bag ini dirancangkan dalam berbagai macam ukuran sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

Sejarah Tas Jinjing

Tote bag pada dasarnya merupakan tas klasik Amerika yang penggunaanya lebih nyaman untuk membawa berbagai macam barang. Kini tas tersebut jadi trend, dipakai dengan tampilan kasual bagi perempuan maupun laki-laki. Tote bag saat ini mengalami perkembangan, dari semula berfungsi untuk kepraktisan, menjadi salah satu item paling digemari di industri fashion.

Istilah tote yang artinya membawa. Jenis tas ini  telah digunakan selama berabad-abad. Awalnya istilah itu sendiri belum digunakan untuk menyebut tas model tote bag hingga tahun 1900an. Tote bag sederhananya adalah tas besar, dan terbuka, tanpa retsleting, dengan pegangan ditempatkan di bagian tengah, masing-masing sisi. Tote bag klasik menggunakan tali melengkung.

Tote bag pada bagian atasnya dibiarkan terbuka, ini memang awalnya dibuat untuk memudahkan pengguna memasukkan dan mengambil barang. Belakangan karena barang yang dibeli bukan lagi sayuran, roti atau daging, tapi barang yang cukup berharga, seperti baju atau asesoris, maka dibuatlah pengaman tutup seperti kancing atau resleting.

Tote bag ini sebagian besar merupakan Tas yang digunakan untuk berbelanja dan populer untuk saat ini dikalangan anak muda. Istilah “tote bag†menjadi populer secara nasional pada masa 2017 â€" 2019, di mana dalam periode tersebut banyak brand-brand yang menjual totebag serta para influencer di instagram yang memakainya sebagai fashion.

Awalnya tote bag dibuat dari bahan kain yang keras seperti kain kanvas, kain goni, nilon dan rami. Bila dilihat, secara tradisional penggunakan goni untuk pembuatan tote bag sudah lama dilakukan negara-negara seperti Thailand dan Malaysia. Pengguna tote bag adalah perempuan untuk berbagai keperluan. Sebagian besar digunakan untuk tugas-tugas berat seperti belanja bahan makanan.

Saat ini kaum pria juga menggunakan tote bag untuk membawa barang keperluan sehari-hari hari saat bekerja, berwisata atau jalan ke mal. Di kampus-kampus, sangat marak penggunakan tote bag untuk membawa peralatan kuliah. Tote bag juga dapat dengan mudah ditemui sebagai goodie bag, untuka acara-acara seminar, peluncuran produk atau peresmian pembukaan sebuah hotel.

Bahan yang digunakan untuk goodie bag biasanya adalah blacu atau spunbond. Meskipun beberapa goodie bag juga ada yang menggunakan bahan kanvas atau yang lainnya. Sebaliknya untuk tote bag biasanya menggunakan bahan kanvas. Untuk ukuran, biasanya goodie bag memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan tote bag. Melihat dari fungsinya, goodie bag hanya digunakan sebagai souvenir sedangkan totebag digunakan sebagai tas belanja.Goodie bag juga biasanya tidak memakai perekat atau retsleting.

Kini tote bag dapat dibuat lebih personal. Orang bisa mencetak foto ataupun kalimat-kalimat spesial pada tote bag. Untuk cetak desain biasanya dengan sablon, polyflex, atau DTG, ada pula manual dengan cat lukis atau tinta lukis. ars

Baca Juga: