JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) mencatatkan kinerja secara umum memenuhi target di tengah sejumlah tantangan di sepanjang tahun 2018. BTN pun berhasil mencatatkan pertumbuhan total aset sebesar 17,24 persen atau mencapai 306,4 triliun rupiah, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya 261,4 triliun rupiah. Pertumbuhan aset BTN berada di atas rata-rata industri yang tercatat 9,21 persen.

Direktur Utama Bank Tabungan Negara, Maryono, mengatakan sejumlah tantangan yang berhasil dilalui, di antaranya ketidakpastian perekonomian global dengan naiknya suku bunga The Fed. Kemudian, kenaikan BI 7 Days Repo Rate yang tercatat sampai 6 kali dari 4,25 persen menjadi 6 persen atau sekitar 175 bps. "Perseroan telah melalui sejumlah tantangan yang menghadang selama tahun 2018 dengan baik," ungkapnya, Kamis (28/3).

Di samping itu, BTN tengah mempersiapkan penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 71 yang akan dimulai pada awal tahun 2020, bank lebih awal mencadangkan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) dalam jumlah yang cukup besar. Meskipun demikian, BTN dapat melalui itu dengan catatan kinerja positif pada 31 Desember 2018.

Sementara itu, untuk kredit dan pembiayaan juga tercatat naik 19,48 persen atau mencapai 237,8 triliun rupiah, dibanding tahun 2017 sebesar 198,9 triliun rupiah. "Angka tersebut jauh di atas rata-rata pertumbuhan yang dicatatkan industri sebesar 11,75 persen. Melesatnya kredit BTN didorong oleh Program Satu Juta Rumah yang berhasil mendongkrak kinerja kredit perumahan," tegasnya.

Bisnis Inti

Maryono menegaskan, BTN telah memiliki profil bisnis yang jelas, sebab 80 persen portofolio kredit merupakan kredit konsumer 90 persen merupakan kredit perumahan (KPR) yang menjadi bisnis inti (core business) sejak tahun 1974. Porsi KPR ini terbagi 56 persen merupakan KPR subsidi dan sisanya 44 persen adalah KPR Non Subsidi. Sementara untuk bersaing dengan pasar, 20 persen sisanya dialokasikan untuk kredit komersial.

Kinerja kredit BTN tersebut mendorong Perseroan menjadi pemimpin pasar di segmen KPR dengan menguasai 39,35 persen persen pangsa pasar KPR di Indonesia, naik dari tahun sebelumnya yang tercatat 37 persen. "BTN tetap menjadi pemimpin pasar KPR dengan pangsa pasar lebih baik dari tahun sebelumnya," imbuh dia.

Adapun dana pihak ketiga (DPK) BTN sepanjang 2018 tumbuh 19,34 persen menjadi 230,3 triliun rupiah, dibandingkan 2017. Pertumbuhan ini jauh di atas rata-rata industri yang berada di kisaran 6,45 persen. Pertumbuhan DPK memperkuat likuiditas BTN. yni/AR-2

Baca Juga: