MANILA - Sedikitnya 42 orang tewas dan beberapa lainnya hilang setelah Topan Megi memicu tanah longsor dan membanjiri banyak wilayah di Filipina tengah dan selatan.

Sekitar 36 orang tewas dan 26 orang lainnya hilang serta lebih dari 100 orang lainnya terluka saat terjadi tanah longsor di sejumlah desa di Baybay City di Provinsi Leyte, lapor otoritas setempat pada Selasa (12/4).

Hingga berita ini ditulis, tim SAR menggunakan tangan dan sekop untuk mencari korban selamat dari bencana longsor walau hujan dan lumpur mempersulit tugas mereka.

"Ratusan ribu orang telah terkena dampak badai yang secara lokal dikenal sebagai Agaton, yang melanda Provinsi Samar Timur pada 10 April," kata dewan manajemen dan pengurangan risiko bencana negara itu.

Peringatan akan datangnya topan sebenarnya telah diumumkan di sembilan daerah pada Selasa pagi, ungkap biro pemantau cuaca. "Diperkirakan cuaca buruk akan tetap berada di sekitar pulau-pulau tengah timur selama 6 hingga 12 jam ke depan, membawa hujan sedang hingga lebat," imbuh biro pemantau cuaca Filipina.

Menurut badan penanggulangan bencana nasional, tercatat ada lebih dari 17.000 orang mengungsi ke tempat penampungan darurat saat topan pada Minggu, sementara banjir telah menenggelamkan rumah dan lahan pertanian, memutus jalan hingga memutus aliran listrik.

Foto yang diposting diFacebookmemperlihatkan beberapa rumah terkubur lumpur hingga atap di Desa Bunga, salah satu desa yang terkena dampak di Leyte.

"Kemarin hujannya sangat deras, turun tidak henti-hentinya selama lebih dari 24 jam," kata seorang warga bernama Hannah Cala Vitangcol yang berprofesi sebagai guru.

Hannah, 26 tahun, bersama keluarganya sejak Senin (11/4) mengungsi ke sebuah hotel setelah tempat tinggal dan rumah-rumah disekitarnya tertutup longsoran lumpur.

"Saya menangis karena saya tahu ada orang-orang terkubur di sana dan saya juga masih takut akan ada longsor susulan karena ada bukit di belakang rumah kami," ucap dia.

Badai Besar Pertama

Megi adalah badai besar pertama yang melanda Filipina sepanjang tahun ini. Saat topan ini tiba menimbulkan ombak besar hingga memaksa lusinan pelabuhan untuk menangguhkan operasi dan membuat hampir 9.000 orang yang hendak libur merayakan Paskah terlantar karena perjalanan mereka ditunda hingga keadaan cuaca memungkinkan.

Topan Megi menerjang empat bulan setelah topan super Rai menghancurkan sebagian besar negara kepulauan itu, menewaskan lebih dari 400 orang dan menyebabkan ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal. Rai adalah topan terkuat yang melanda Filipina tahun lalu.

Para ilmuwan telah lama memperingatkan bahwa bencana topan menguat lebih cepat ketika dunia menjadi lebih hangat karena perubahan iklim.

Filipina merupakan negara-negara yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim global, setiap tahunnya dilanda rata-rata 20 badai.

Pada 2013, Topan Haiyan adalah topan terkuat yang pernah menerjang Filipina, telah menyebabkan lebih dari 7.300 orang tewas atau hilang.AFP/I-1

Baca Juga: