Aksi demonstrasi anti-lockdown di Melbourne berlanjut hingga selasa (21/9) dihadiri lebih dari 2.000 orang ikut aksi protes di CBD Melbourne.

Mengutip 7News, para demonstran menentang program kewajiban vaksinasi Covid-19 dan pembatasan lainnya untuk industri konstruksi.

Dalam demonstrasi tersebut beberapa kaleng kosong berisi rum dan cola berserakan di seberang jalan gedung parlemen. Banyak dari demonstran membawa kaleng dan botol alkohol.

Sebagian besar demonstran mengenakan pakaian hi-vis atau pakaian kerja. Para demonstran juga membawa suar dan kembang api.

Pada hari Selasa, para demonstran membuat Jalan Raya Gerbang Barat Melbourne macet selama berjam-jam setelah mengadakan pawai dari CBD.

Kepala Komisaris Polisi Shane Patton mengungkapkan aksi protes berakhir pukul 06.00 sore waktu setempat.

Aksi protes tersebut diwarnai kericuhan di sejumlah tempat. Patton mengecam para pengunjuk rasa tersebut sebagai individu egois.

"Ini adalah kelompok yang sangat besar dan sangat marah, ini bukan protes, ini kekerasan. Ini benar-benar perilaku yang tidak dapat diterima," katanya.

"Kerumunan seperti ini adalah untuk para pengecut yang berusaha menyembunyikan identitas mereka dan melakukan kegiatan lain, untuk melakukan hal-hal lain yang jika mereka sendiri tidak akan berani melakukannya," sambungnya.

Patton menjelaskan polisi saat ini tengah memeriksa kerugian hingga indikasi kasus kriminal, yang terjadi saat aksi protes tersebut.

Setidaknya dalam akis demonstrasi polisi mengamankan sekitar 62 orang, mayoritas dari mereka didenda karena melanggar ketertiban kesehatan masyarakat. Yang lain didakwa karena menyerang polisi.

Patton menambahkan polisi akan mengidentifikasi dan menetapkan lebih banyak tuduhan pada mereka yang terlibat kerusuhan.

Sekitar 500 petugas polisi menggunakan penyemprot merica, tongkat busa, peluru asap, hingga granat penyengat untuk membubarkan masa.

Patton menambahkan polisi menduga akan ada aksi protes lain yang akan digelar pada hari Rabu (22/9/2021).

Perdana Menteri Daniel Andrews juga mengecam para pengunjuk rasa yang terlibat kerusuhan dalam sebuah pernyataan pada Selasa malam waktu setempat.

"Tidak ada alasan untuk perilaku buruk yang kami lihat selama dua hari terakhir. Tindakan kekerasan dan gangguan tidak akan mengurangi satu kasus Covid-19. Kami tahu vaksinasi adalah satu-satunya tiket kami keluar dari pandemi ini. Tidak ada jalan lain," ujarnya

Baca Juga: