JAKARTA - Kehadiran tol Semarang - Demak diharapkan makin melengkapi konektivitas jaringan jalan di wilayah Jawa Tengah (Jateng) bagian utara, sekaligus menjadi penghubung kawasan strategis seperti pelabuhan, bandara, kawasan industri, dan pariwisata religi di daerah tersebut. Proyek ini sebagai salah satu proyek strategis nasional (PSN).

Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja mengatakan, dengan pembangunan jalan tol yang terintegrasi dengan tanggul laut ini, diharapkan permasalahan banjir rob di Semarang Timur khususnya Kaligawe - Sayung yang mengakibatkan kerugian ekonomi cukup signifikan, dapat teratasi pada akhir 2024.

Pemerintah saat ini terus berupaya mempercepat pembangunan sejumlah jalan tol di berbagai daerah untuk meningkatkan konektivitas antar daerah dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Salah satunya, jalan tol Semarang - Demak sepanjang 26,84 km di Semarang, Jawa Tengah.

Jalan tol Semarang-Demak merupakan proyek strategis nasional (PSN) yang direncanakan sebagai ruas komplementer dari Jalan Nasional Pantura Jawa yang menghubungkan Semarang - Demak - Gresik - Surabaya.

"Mengingat peran vitalnya sebagai jalur logistik di Utara Jawa, penyelesaian Ruas Tol Semarang - Demak sudah ditunggu masyarakat. Keberadaan Ruas Tol Semarang - Demak akan menambah kapasitas jalan sekaligus mengurangi beban lalu lintas di Jalan Pantura Jawa yang sudah sangat padat dan sering mengalami kemacetan," kata Jubir Endra di Jakarta, Senin (13/5).

Bertindak sebagai Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) adalah PT. PP Semarang Demak (PPSD) yang menggunakan skema SBO-T (Supported, Build, Operate, and Transfer). Jalan tol tersebut terdiri atas porsi investasi BUJT pada ruas Sayung - Demak sepanjang 16,31 kilo meter (km) yang berada di daratan dan telah beroperasi sejak 25 Februari 2023.

Baca Juga: