JAKARTA - Program Tol Laut diklaim berhasil menurunkan harga barang hingga 50 persen. Karenanya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut terus mengoptimalkan program tersebut.

Plt. Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Arif Toha menyatakan selama tujuh tahun berjalan, program Tol Laut melayani 32 trayek dan mengoperasikan 32 kapal yang menyinggahi 114 pelabuhan, termasuk trayek Provinsi Papua dan Papua Barat. Sejak diluncurkan pada 20 Oktober 2014, salah satu Program Strategis Nasional tersebut terus meningkat dan berkembang, baik dari segi trayek, jumlah pelabuhan yang disinggahi, kapasitas daya angkut kapal, serta volume muatan.

"Pemerintah Pusat bersama Pemerintah Daerah bahu membahu mensinergikan setiap tahapan pada Sistem Transportasi Nasional dan Sistem Logistik Nasional," kata Arif di Jakarta, Kamis (21/10).

Dia memaparkan, berdasarkan hasil evaluasi semester I-2021 Program Tol Laut telah mengangkut muatan berangkat sebanyak 6.617 Teus (satuan kontainer) dengan komoditas muatan terbanyak berupa semen, beras, dan air mineral. Adapun muatan balik sebanyak 2.542 Teus dengan komoditas muatan terbanyak berupa kayu, kopra, dan rumput laut dengan capaian voyage (perjalanan bolak-balik) 54 persen dibandingkan 2020.

"Kinerja Tol Laut tahun ini lebih efektif dibandingkan tahun lalu. Ini semua dapat terwujud berkat upaya seluruh Kementerian/ Lembaga, Pemerintah Daerah, Unit Penyelenggara Teknis, dan Operator dalam melakukan sosialisasi serta memberi pendampingan kepada pelaku usaha yang terlibat," jelas Arif.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, masyarakat di daerah yang dilewati trayek Tol Laut saat ini sudah menikmati penurunan harga barang antara 20- 50 persen. Data tersebut menunjukkan program tersebut mampu mengurangi disparitas harga yang selama ini menjerat masyarakat, terutama di wilayah Indonesia Timur serta daerah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan.

Dorong Inovasi

Sementara itu, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Mugen Sartoto menyampaikan Kementerian Perhubungan berinovasi dan menciptakan terobosan untuk mendukung program ketahanan pangan nasional, salah satunya dengan membuat pola perdagangan baru dari Wilayah Pusat Pangan Baru, seperti Merauke, ke wilayah lain di Papua, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Baca Juga: