Umat Islam di India terlibat bentrok dengan komunitas Hindu di Jodhpur, ibu kota negara bagian Rajasthan di India bagian utara. Akibatnya, otoritas pemerintah memberlakukan jam malam dan memutuskan koneksi internet di wilayah tersebut.

Al Jazeera melaporkan ada "kehadiran polisi yang sangat ketat" di area Gerbang Jalori, menyusul lebih banyak pertempuran antara kedua kelompok.

Bentrokan dimulai pada awal pekan ini selama festival keagamaan untuk kedua komunitas, di mana umat Islam menandai akhir bulan Ramadhan, dan umat Hindu merayakan festival yang disebut Parshuram Jayanti.Masing-masing kelompok agama hendak mengibarkan bendera agama di daerah yang sama.

Walaupun keadaan sempat tenang ketika salat Idulfitri berlangsung, bentrokan antara umat Hindu dan Muslim kembali meletus lagi setidaknya di lima wilayah berbeda di Gerbang Jalori.

Media lokal mengatakan setidaknya 10 orang terluka dan satu orang dibawa ke rumah sakit.Pihak kepolisian sempat berusaha membubarkan massa dengan menggunakan pentungan dan gas air mata. Massa kemudian menyerang sebuah pos polisi dan melukai empat petugas.

Sentimen dan serangan anti-Muslim telah melonjak di seluruh India pada bulan lalu, termasuk pelemparan batu antara kelompok Hindu dan Muslim selama prosesi keagamaan dan penghancuran sejumlah properti yang sebagian besar milik Muslim oleh pihak berwenang.

Komunitas umat Islam, yang merupakan 14 persen dari 1,4 miliar penduduk India, terhuyung-huyung dari fitnah oleh nasionalis Hindu garis keras yang telah lama mendukung sikap anti-Muslim.

Beberapa pemimpin nasionalis Hindu yang berkuasa di India, Bharatiya Janata Party, diam-diam mendukung kekerasan tersebut, sementara Perdana Menteri Narendra Modi sejauh ini bungkam tentang hal itu.

Para pemimpin Hindu di negara bagian Maharashtra juga memberikan ultimatum kepada masjid-masjid untuk melepas pengeras suara mereka dan mengatakan bahwa azan adalah polusi suara.

Pemimpin Hindu bahkan meminta pengikutnya untuk pergi ke masjid pada hari Rabu (4/5) untuk memainkan lagu-lagu Hindu dengan volume dua kali azan apabila masjid masih menggunakan pengeras suara.

Berdasarkan pantauan Al Jazeera, Ketua Menteri Rajasthan Ashok Gehlot telah mengirim sekretaris rumah dan pejabat seniornya ke daerah itu untuk memastikan kekerasan tidak meningkat.

Baca Juga: