Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi mempertimbangkan akan melarang pekerja yang tinggal di Bekasi berangkat ke Jakarta.
JAKARTA - Tim Tanggap Virus Korona (Covid-19) DKI Jakarta resmi dibubarkan oleh ketua timnya, Catur Laswanto di Balai Kota Jakarta, Selasa (17/3) dan selanjutnya dibentuk tim baru dengan pelibatan berbagai institusi termasuk TNI dan Polri.
Catur yang juga Asisten Bidang Kesejahteraan Masyarakat (Kesra) Sekretaris Daerah DKI Jakarta menyatakan hal tersebut dilakukan sebagai penyesuaian atas dibentuknya Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di bawah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020.
"Pemprov menyesuaikan, yang semula di daerah dibentuk Tim Tanggap Korona Covid-19 berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 291 Tahun 2020, dengan adanya arahan pusat, maka tim ini diselaraskan dan disesuaikan," kata Catur.
Kemudian, lanjut Catur, di daerah dibentuk tim baru berdasarkan Pergub 328 Tahun 2020, yaitu Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di DKI Jakarta.
Terkait antisipasi Covid-19, DKI Jakarta telah menambah 300 tempat tidur yang siap digunakan untuk menangani pasien virus korona. "Dari aspek kesiapan layanan rumah sakit di Jakarta, telah ada sekitar 300 tempat tidur tambahan yang telah dapat menerima Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan pasien positif Covid-19," kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Weningtyas
Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya mengungkapkan ada satu warga DKI Jakarta yang kost di Kota Bogor, Jawa Barat, positif mengidap virus korona. "Yang dinyatakan positif Covid -19 adalah warga Jakarta yang kost di daerah Sempur. Informasi disampaikan oleh Dinkes Jakarta. Jadi bukan warga Kota Bogor," ujarnya
Menurutnya, pasien positif yang berstatus mahasiswa itu tidak terpapar Covid -19 di Kota Bogor, melainkan di tempat tinggalnya karena terpapar dari ayahnya yang juga positif mengidap Covid-19. "Terpapar dari ayahnya di Jakarta. Begitu ayahnya positif, yang bersangkutan sudah tinggal di Jakarta," terang Bima.
Namun, setelah terpapar ayahnya yang positif Covid -19, mahasiswa tersebut sempat berinteraksi di Kota Bogor, termasuk di kampusnya yang juga berlokasi di Bogor.
Akses Tutup
Sementara itu, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi meminta seluruh warganya menghentikan aktivitas pekerjaannya dari Bekasi ke Jakarta, sebagai upaya pencegahan penyebaran virus korona di Kota Bekasi.
Dijelaskan Rahmat, kebijakan itu dilakukan jika dalam dua hari ke depan, jumlah pasien korona di Jakarta terus bertambah. Hingga kini, Kota Bekasi masih dalam status siaga. Namun apabila terdapat satu warga Kota Bekasi dinyatakan positif virus korona.
"Jika sehari, dua hari ini di Jakarta mengalami peningkatan (jumlah kasus korona) yang luar biasa, mohon pekerja yang ada dari Bekasi ke Jakarta, untuk disetop, artinya kita lock ke Jakarta. Tapi hal itu tidak kita inginkan karena aktiitas ekonomi harus berjalan, kerja harus berjalan, termasuk di kota Bekasi," katanya.
Salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Bekasi untuk mencegah penyebaran virus korona di wilayahnya yakni meniadakan kegiatan yang melibatkan banyak orang. "Yang menimbulkan dampak pergesekan banyak orang, kita tunda. Kegiatan yang mengumpulkan banyak orang, kita tutup," ujarnya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bekasi tercatat 32 orang terduga terjangkit virus korona. Sebanyak empat orang di antaranya diketahui masih dirawat di ruang isolasi salah satu rumah sakit di Kota Bekasi.
pin/jon/ant/P-5