Kalangan ahli manajemen memiliki berbagai pendapat mengenai top-down vs bottom-up communication. Dua pendekatan komunikasi ini cukup umum digunakan dalam koordinasi perusahaan sehari-hari. Meski demikian, masih banyak yang belum memahami bagaimana penggunaannya secara tepat dan efektif.

Pertanyaan:

Bu Rossa, saya bekerja di perusahaan multinasional yang membagi tugas dan target karyawan dalam tim-tim. Untuk koordinasi di perusahaan, mana yang lebih baik diterapkan sehari-hari, top-down atau bottom-up communication? Pada kondisi apa masing-masing tipe komunikasi ini sebaiknya kita gunakan? Mohon advisnya Bu.

Jawaban:

Kalangan ahli manajemen memiliki berbagai pendapat mengenai top-down vs bottom-up communication. Dua pendekatan komunikasi ini cukup umum digunakan dalam koordinasi perusahaan sehari-hari. Meski demikian, masih banyak yang belum memahami bagaimana penggunaannya secara tepat dan efektif.

Artikel di bawah ini akan mengupas perbedaan kedua pendekatan komunikasi ini beserta penerapannya. Simak penjelasan berikut selengkapnya.

"Top-Down Communication"

Top-down communication merupakan bentuk komunikasi internal yang menggunakan struktur hierarki. Biasanya, bentuk komunikasi ini dilakukan dari atasan kepada bawahan.

Menurut Ideawake, pada top-down communication, informasi dari pejabat tertinggi dalam perusahaan disaring hingga ke karyawan menggunakan struktur manajerial perusahaan. Setiap jenjang manajerial mempelajari informasi dari jenjang teratas hingga informasi atau perintah tersebut diteruskan ke semua tingkatan yang relevan di dalam organisasi.

Agar komunikasi dalam bentuk ini berjalan lancar, terdapat empat faktor yang harus terpenuhi.

Adanya rasa kedekatan karyawan dengan perusahaan,

Pesan disampaikan dengan ringkas, jelas, dan selaras dengan tujuan perusahaan,

Memahami dan menghadapi masalah yang muncul, dan

Menghindari praktik hipokrit dalam perusahaan.

Top-down communication juga dapat berjalan lancar jika menggunakan tips berikut:

Memahami lawan bicara yang akan menerima pesan,

Bersikap jujur kepada lawan bicara, dan

Membiarkan lawan bicara menanyakan hal-hal yang masih kurang dipahami.

"Top-Down vs Bottom-Up Communication", Mana yang Lebih Baik?

Lantas, antara top-down vs bottom-up communication, mana yang lebih baik digunakan dalam aktivitas kerja sehari-hari?

Menurut Everwise, kedua bentuk komunikasi ini secara simultan bisa digunakan tanpa perlu mengabaikan salah satunya. Untuk menentukan mana bentuk komunikasi yang efektif pada situasi yang tepat, Anda perlu mempertimbangkan hal-hal berikut.

Apakah Anda merasa terhubung dengan visi, misi, dan tujuan bisnis perusahaan?

Jika Anda adalah seorang atasan, apakah Anda telah melakukan komunikasi yang terbuka dengan tim Anda?

Seberapa besar rasa kepemilikan yang Anda rasakan terhadap perusahaan?

Apakah budaya perusahaan mendukungmu untuk melakukan bentuk komunikasi tersebut?

Setelah mempertimbangkan hal-hal ini, Anda bisa menentukan mana bentuk komunikasi yang paling tepat untuk tim Anda.

Lebih lanjut, jika tujuan bisnis perusahaan lebih mementingkan mempertahankan posisi pasar daripada menggantikan pesaing, top-down communication mungkin dapat membuat semuanya berjalan lancar. Akan tetapi, cara ini hanya bisa diterapkan jika Anda adalah seorang atasan. Jika tidak, bottom-up communication adalah pilihan yang lebih efektif dan berdampak.

Kesimpulannya, tidak ada bentuk yang lebih baik antara top-down dan bottom-up communication. Anda bisa memilih salah satu atau menggunakan kedua bentuk komunikasi ini sesuai dengan situasi, kondisi, ataupun kebutuhan.

Baca Juga: