BEIJING - Tiongkok tidak akan pernah mengekspor atau bahkan mencoba mengekspor jet tempur siluman J-20 miliknya. Menurut pemerintah Tiongkok, uang tunai tidak sepadan dengan menyerahkan rahasia jet tempur yang mampu menghindari radar itu.
"Ekspor teknologi militer Tiongkok yang canggih dilarang. Ini untuk menjaga teknologi generasi kelima J-20 (jatuh) ke tangan musuh," kata Song Zhongping, mantan perwira dari pasukan rudal strategis Tiongkok.
Alasan Song sama dengan yang diutarakan Kongres AS ketika melarang mengekspor jet tempur siluman F-22 pada 2000-an.
Banyak pengamat yang curiga bahwa insinyur Tiongkok memanfaatkan data yang telah diretas dari program jet tempur F-35 yang dibuat AS untuk mendesain J-20.
AS merancang pesawat F-35 agar dapat diekspor dengan aman. F-35 lebih kecil, lebih lambat, dan kurang dapat menghidari radar dibandingkan F-22.
Kendati demikian, jet tempur F-35 sudah dilengkapi dengan teknologi termutakhir seperti sensor canggih dan lapisan penyerap gelombang radar.
Dalam peristiwa apa pun, Song menjelaskan pembatasan penjualan J-20 sangat terkait dengan larangan ekspor F-22. "Jika suatu hari AS memutuskan untuk mengekspor F-22, Tiongkok mungkin mempertimbangkan untuk mencabut larangannya (mengekspor J-20) juga," kata Song.
Setelah J-20 buatan Chengdu Aerospace Corporation memulai debutnya pada 2011, Shenyang Aircraft Corporation, meluncurkan prototipe jet tempur siluman yang dinamakan FC-31. Tidak seperti J-20 yang disponsori pemerintah, FC-31 benar-benar jet tempur bikinan swasta yang ditujukan kepada pasar luar negeri. n SB/AFP/P-4