Presiden Tiongkok menyatakan tak akan melepas satu inci pun atas wilayah yang dikuasainya di wilayah sengketa. Ketegasan Xi Jinping itu disampaikan untuk merespons komentar Menhan AS, James Mattis, yang mempermasalahkan militerisasi di LTS.
BEIJING - Presiden Tiongkok, Xi Jinping, pada Rabu (27/6) secara tegas menyatakan pembelaan bagi klaim negaranya atas pulau-pulau sengketa di Laut Tiongkok Selatan (LTS) dengan mengatakan bahwa Tiongkok tak akan melepaskan LTS. Hal itu disampaikan setelah Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), James Mattis, mempermasalah militerisasi di kawasan sengketa itu saat ia melakukan pertemuan di Beijing dengan sejumlah petinggi pemerintahan Tiongkok.
"Tiongkok tak akan mundur dari klaim atas pulau-pulau sengketa. Terkait isu kedaulatan dan integritas teritorial Tiongkok, sikap kami amat tegas dan jelas. Wilayah yang telah diwariskan oleh para leluhur, kami tak akan melepas satu inci pun," imbuh Xi.
Saat ini, hubungan AS dan Tiongkok sedang panas karena adanya ketegangan atas berbagai aspek. Namun menurut pejabat AS, ketegangan itu tak akan mengubah upaya Mattis untuk menyelamatkan hubungan dari dua negara dengan kekuatan militer yang luar biasa.
Saat berada di Beijing, Mattis melakukan pertemuan dengan Menhan Wei Fenghe dan anggota Politburo, Yang Jiechi, untuk membahas isu-isu terkait konflik di Korea Utara, Afghanistan, serta sejumlah isu lain seperti memperbaiki kerja sama dan dialog yang dimulai dengan mengundang Menhan Tiongkok untuk berkunjung ke Pentagon.
Saling Tuding
Kunjungan Mattis sendiri bertepatan dengan semakin memanasnya isu sengketa LTS, tekanan Tiongkok atas Taiwan, dan ambisi jangka panjang Tiongkok untuk menandingi kekuatan AS di seluruh kawasan Indo-Pasifik.
Saat Beijing memasang peluncur misil dan mendaratkan pesawat bomber jarak jauh di sejumlah pulau sengketa di LTS, Mattis menuding Xi telah menyalahi janjinya untuk tak melakukan militerisasi di LTS. Tak lama setelah itu, Pentagon memutuskan tak mengundang pasukan Tiongkok dalam latihan militer di kawasan Pasifik.
Namun dalam kunjungannya kali ini di Tiongkok, komentar Mattis melunak dengan mengatakan ia ingin sekali ikut serta dalam dinamika strategi dan arah militer Tiongkok dan menyatakan siap mencari persamaan agar mereka bisa bekerja sama dan membangun rasa saling percaya.
Sebaliknya Tiongkok menuding bahwa AS semakin meningkatkan hubungan dengan Taiwan yang merupakan provinsi Tiongkok yang memberontak.
Menurut ajudan Menhan Mattis yang bernama Randy Schriver, pihak AS dan Tiongkok sepakat untuk terus membahas soal LTS, namun jangan sampai isu sengketa ini menghalangi kerja sama militer dua negara.
Dalam pernyataannya, Schriver juga mengatakan bahwa Tiongkok siap mendukung upaya AS agar Korut mengakhiri program persenjataan nuklirnya serta mendukung resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menegakkan sanksi terhadap Korut.
Selain itu Tiongkok juga akan mendukung upaya AS untuk mengelar perundingan terkait konflik di Afghanistan dengan mempertemukan pihak pemerintah dan pemberontak Taliban, serta membahas bersama isu kontraterorisme dan pemberantasan pembajakan.
AFP/I-1