ISTANBUL - Tiongkok menyerukan pihak-pihak yang berkonflik di Niger untuk menyelesaikan perbedaan mereka melalui dialog, menyusul kudeta yang dilancarkan militer terhadap pemerintah terpilih negara itu.

"Kami berharap pihak-pihak terkait di Niger akan memperhatikan kepentingan mendasar bangsa dan rakyat, menyelesaikan perbedaan secara damai melalui dialog, memulihkan ketertiban, serta menjunjung stabilitas dan pembangunan bangsa," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok kepada wartawan di Beijing, Kamis (3/8).

Seperti dikutip dari Antara, Tiongkok menyatakan keprihatinan atas keselamatan warga negaranya serta perusahaan Tiongkok di Niger, di tengah kudeta yang sedang berlangsung.

"Kementerian Luar Negeri dan kedutaan kami di Niger telah mengeluarkan peringatan keamanan untuk mengingatkan warga negara dan institusi Tiongkok di Niger untuk mengambil tindakan pencegahan ekstra dan bersiap untuk tanggap darurat," kata juru bicara Kemlu Tiongkok itu.

"Kami percaya Niger, bersama dengan negara-negara lain di kawasan itu, memiliki kebijaksanaan dan kemampuan untuk menemukan solusi politik atas situasi saat ini," kata pejabat tersebut.

Pemerintahan Transisi

Jenderal Abdourahmane Tchiani menyatakan dirinya sebagai kepala pemerintahan transisi Niger pada 28 Juli 2023, setelah militer menggulingkan Presiden Mohamed Bazoum.

Kudeta itu merupakan yang ketujuh kalinya terjadi di kawasan Afrika Barat dan Afrika Tengah sejak 2020.

Ribuan pendukung kudeta berkumpul hari ini di Ibu Kota Niamey dan menuntut junta militer untuk mendesak pasukan tentara Prancis dan tentara asing lainnya meninggalkan negara itu.

Sementara itu, Presiden AS, Joe Biden, menyerukan pembebasan segera Presiden Niger, Mohamed Bazoum, yang digulingkan oleh militer.

Dalam sebuah pernyataan, Gedung Putih menegaskan mempertahankan nilai-nilai fundamental demokrasi, serta membela tatanan konstitusional, keadilan, dan hak berkumpul secara damai, yang semua ini sangat penting bagi kemitraan AS dan Niger.

"Saya menyerukan agar Presiden Bazoum dan keluarganya segera dibebaskan, serta untuk menjaga demokrasi yang diperoleh dengan susah payah di Niger," kata Biden dalam pernyataan yang dirilis Gedung Putih pada Kamis (3/8), bertepatan dengan peringatan 63 tahun kemerdekaan Niger dari Prancis.

Baca Juga: