Otoritas Tiongkok dengan tegas menentang semua sanksi sepihak dari Amerika Serikat dan dalam jangka panjang.

Beijing - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lin Jian menyebut sanksi ekonomi yang kembali dijatuhkan Amerika Serikat (AS) untuk lebih dari 300 individu, entitas dan perusahaan karena terkait krisis di Ukraina, dapat menimbulkan korban bagi seluruh dunia.

"Sanksi sepihak AS telah menimbulkan korban di seluruh dunia, sangat melemahkan kedaulatan dan keamanan negara lain, menyebabkan tragedi kemanusiaan serta mengganggu rantai industri dan pasokan," kata Lin Jian pada Kamis (13/6).

Seperti dikutip dari Antara, Sebelumnya Rabu (12/6), Kementerian Luar Negeri AS mengumumkan negara tersebut menjatuhkan sanksi kepada lebih dari 300 individu, perusahaan, bank serta entitas lainnya, termasuk yang berasal dari Tiongkok.

Sanksi tersebut menargetkan basis industri pertahanan Russia dan membatasi kemampuan Russia dalam sistem keuangan internasional sehingga menurunkan kemampuan Russia dalam melakukan agresi terhadap Ukraina.

"Tiongkok dan Russia adalah mitra koordinasi strategis yang komprehensif. Kerja sama yang saling menguntungkan antara kedua negara berdasarkan hal logis dan sangat tangguh, serta merupakan kepentingan kedua negara," papar Lin Jian.

Tiongkok dengan tegas menentang semua sanksi sepihak dan dalam jangka panjang. "Interaksi ekonomi dan perdagangan yang normal antara Tiongkok dan Russia tidak boleh diganggu atau diganggu, apalagi digunakan sebagai alat untuk mencoreng dan membendung Tiongkok," ujar Lin Jian.

Mengenai krisis Ukraina, Lin Jianberpendapat bahwa sudah jelas siapa yang menyerukan dialog dan upaya perdamaian, dan siapa yang mengobarkan perlawanan dan menghasut konfrontasi.

"AS di satu sisi terus menyalurkan senjata dan amunisi ke Ukraina, namun di sisi lain menyalahkan negara-negara lain karena telah merusak perdamaian dan memperpanjang krisis. Mereka bahkan melihat krisis ini sebagai peluang untuk menjatuhkan sanksi dan menekan pihak lain," ucap Lin Jian.

Menurut Lin Jian, sejak eskalasi krisis di Ukraina, pihak AS semakin mengintensifkan sanksinya.

Selesaikan Perbedaan

Sementara itu, Asia Tenggara tidak akan memihak dalam persaingan strategis antara AS dan Tiongkok dan percaya bahwa kedua negara tersebut memiliki peran yang harus dimainkan di Asia.

Kao Kim Hourn, sekretaris jenderal Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), mengatakan pada Kamis (13/6) bahwa organisasi yang beranggotakan 10 negara ini ingin Beijing dan Washington "menyelesaikan perbedaan-perbedaan mereka."

Namun sampai hal itu terjadi, katanya, negara-negara Asia Tenggara akan bekerja sama dengan kedua negara tersebut dan menentang segala upaya untuk masuk ke dalam persaingan.

"Mereka seharusnya tidak meminta kami untuk memilih sisi. Kami tidak akan memilih pihak," kata Kao Kim Hourn, yang merupakan penasihat mantan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen sebelum mengambil perannya di ASEAN pada tahun 2022.

"Ini adalah persaingan strategis antara Tiongkok dan AS," katanya. "Ini bukan persaingan strategis dengan ASEAN."Ant/RFA/and

Baca Juga: