BEIJING - Tiongkok menyatakan "sangat prihatin" setelah helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi hilang dalam sebuah kecelakaan, dan berjanji akan membantu operasi penyelamatan.

Pesawat yang membawa Presiden Raisi, serta Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian dan lainnya, hilang kontak di provinsi Azerbaijan Timur di barat laut Iran pada hari Minggu (19/5), kata laporan.

Bulan Sabit Merah Iran mengatakan pada Senin, helikopter telah ditemukan dan situasinya "tidak baik".

"Pihak Tiongkok sangat prihatin atas pendaratan keras helikopter yang ditumpangi Presiden Raisi, dan kami berharap Presiden Raisi dan awak pesawat berada dalam keadaan selamat dan sehat," stasiun televisi negara CCTV mengutip pernyataan Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Senin (20/5).

Tiongkok memantau situasi dengan cermat dan akan "memberikan semua dukungan dan bantuan yang diperlukan" untuk operasi penyelamatan, tambahnya.

Tiongkok adalah mitra dekat Iran, mitra dagang terbesarnya, dan pembeli utama minyak yang terkena sanksi.

Teheran dan Beijing telah memperdalam hubungan dagang dalam beberapa tahun terakhir, meskipun upaya Beijing untuk menarik Iran ke dalam proyek infrastruktur utama Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI) menjadi rumit karena sanksi.

Beijing juga telah lama memainkan peran penting dalam mempersenjatai Iran, membantu upayanya memodernisasi perangkat keras dan taktik militernya.

Mereka juga memfasilitasi "transfer teknologi dan mesin" untuk program nuklir terlarang Iran, menurut RAND Corporation.

Amerika Serikat telah berulang kali mengajukan seruan publik kepada Tiongkok untuk menggunakan pengaruhnya terhadap Teheran untuk mengendalikan ketegangan di kawasan, yang diperburuk oleh konflik Israel-Hamas.

Baca Juga: