BEIJING - Ratusan unit rumah sementara dengan satu kamar didirikan untuk para penyintas gempa bumi pada Kamis (21/12) di barat laut Tiongkok. Gempa telah menghancurkan lebih dari 14.000 rumah dan menewaskan sedikitnya 144 orang, menurut laporan media pemerintah.

Dikutip dari Associated Press, korban tewas bertambah sembilan orang saat tim pencari menggali tanah longsor yang menggenangi dua desa, kata seorang pejabat kota di provinsi Qinghai pada Jumat (22/12) pagi. Tiga orang masih hilang akibat tanah longsor.

Lembaga penyiaran negara, CCTV, menunjukkan rekaman truk derek mengangkat unit rumah berwarna putih seperti kotak dan berbaris di lapangan terbuka di Meipo, sebuah desa di provinsi Gansu. Sekitar 260 unit telah didirikan, dan total diperkirakan mencapai 500 di sembilan lokasi di desa tersebut pada Jumat pagi.

Kedatangan unit-unit prefabrikasi tersebut merupakan tanda bahwa 87.000 orang lebih yang direlokasi pasca-gempa Senin malam akan kehilangan tempat tinggal untuk beberapa waktu. Banyak yang bertahan pada suhu jauh di bawah titik beku di dalam unit seperti tenda yang lebih tipis dengan terpal plastik biru di bagian luar dan lapisan katun berlapis di bagian dalam.

Associated Press pada Rabu menemukan bahwa 90% dari rumah-rumah di desa yang dikunjungi tidak aman untuk ditinggali, kata para ahli kepada CCTV dalam laporan online. Beberapa rumah di desa Yangwa tampak baik-baik saja, namun terdapat kerusakan struktural yang membuatnya tidak aman, kata para ahli. Untuk yang bisa diperbaiki, pengerjaannya mungkin harus menunggu hingga tahun depan, karena tanahnya beku.

Korban tewas termasuk 113 orang di Gansu dan 31 orang lainnya di Qinghai. Hampir 1.000 orang dilaporkan terluka. Gempa berkekuatan 6,2 skala Richter melanda wilayah pegunungan di sisi Gansu perbatasan antara kedua provinsi dan sekitar 1.300 km barat daya Beijing, ibu kota Tiongkok.

Para korban yang tewas telah dimakamkan, beberapa di antaranya mengikuti tradisi Muslim dari sebagian besar penduduk di daerah yang terkena dampak.

Lumpur naik setinggi 3 meter (10 kaki) di dua desa di provinsi Qinghai, hanya terlihat atap bangunan. Tim pencari menggunakan ekskavator untuk menggali lautan lumpur tebal yang menutupi jalan, menutupi bangunan, dan memblokir pintu masuk.

Para ahli, seperti dikutip CGTN, mengatakan bahwa gempa bumi mencairkan sedimen bawah tanah di daerah tersebut, yang permukaan airnya relatif tinggi. Pada titik tertentu, sedimen berlumpur menerobos permukaan dan mengalir melalui selokan yang biasanya kering ke desa-desa.

Sebagian besar gempa bumi di Tiongkok terjadi di bagian barat negara itu, termasuk provinsi Gansu, Qinghai, Sichuan dan Yunnan, serta wilayah Xinjiang dan Tibet. Gempa terbaru ini adalah yang paling mematikan di negara ini dalam sembilan tahun terakhir.

Baca Juga: