BEIJING - Tiongkok mengaku tidak takut tantangan apa pun dari AS setelah Presiden Joe Biden mencap Beijing sebagai persaing berat.

"Tiongkok tidak berniat untuk menantang siapa pun, tetapi tidak takut dengan tantangan apa pun," tegas Juru Bicara Kementerian Pertahanan Tiongkok, Kolonel Senior Ren Guoqiang, Senin (29/3).

Ren mengungkapkan sikap Tiongkok itu menanggapi pernyataan Biden pada Kamis (25/3). Dalam konferensi pers di Gedung Putih, Biden berjanji akan mencegah Tiongkok menjadi negara terkaya, terkemuka, dan terkuat di dunia.

"Saya melihat persaingan ketat dengan Tiongkok. Tiongkok memiliki tujuan keseluruhan, dan saya tidak mengkritik mereka untuk tujuan itu, tetapi mereka memiliki tujuan keseluruhan untuk menjadi negara terkemuka di dunia, negara terkaya di dunia, dan negara paling kuat di dunia. Itu tidak akan terjadi di bawah pengawasan saya, karena Amerika Serikat akan terus tumbuh dan berkembang," kata Biden saat itu.

Gedung Putih juga baru-baru ini telah merilis Strategi Keamanan Nasional Sementara yang menyebut Tiongkok sebagai satu-satunya pesaing yang berpotensi menggabungkan kekuatan ekonomi, diplomatik, militer, dan teknologinya yang dapat mengancam sistem internasional yang stabil dan terbuka.

Ren menyatakan menolak dokumen tersebut dan menggambarkannya menuding Tiongkok masih bermental perang dingin.

Ren menambahkan bahwa Tiongkok dengan tegas menentang pernyataan ini dan menganggap itu sebagai yang perlakuan berbahaya AS terhadap Republik Rakyat Tiongkok.

Ketegangan antara Washington dan Tiongkok semakin memanas sejak kepresidenan Donald Trump dan belum menunjukkan tanda-tanda membaik di bawah pemerintahan Biden.

Makin Terancam

Selain agresivitas Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan, AS juga khawatir akan nasib sekutunya, Taiwan, yang kini semakin terancam oleh Tiongkok.

Bahkan, petinggi militer AS baru-baru ini memperingatkan kemungkinan terjadinya agresi militer ke Taiwan oleh Tiongkok dalam waktu dekat.

Konflik antara Tiongkok dan Taiwan diperkirakan akan memuncak dalam waktu dekat.

Komando Indo-Pasifik AS, Admiral Angkatan Laut John Aquilino menekankan bahwa ancaman Tiongkok terhadap Taiwan itu akan menjadi tantangan bagi aliansi AS-Jepang dalam mengontrol keamanan regional.

"Pendapat saya adalah masalah (agresi) ini lebih dekat dari yang dipikirkan banyak pihak, dan kita harus bersiap," ungkap Aquilino.

Berbicara di hadapan Komite Senat untuk Angkatan Bersenjata, Aquilino memang tidak menyebutkan secara pasti kapan agresi militer akan terjadi, namun menurutnya, saat ini Tiongkok sudah memiliki kemampuan yang lebih dari cukup untuk menyerang Taiwan.

Potensi pecahnya agresi Tiongkok terhadap Taiwan sebelumnya juga telah disampaikan oleh Admiral Philip Davidson, mantan pemimpin Komando Indo-Pasifik AS, awal bulan ini.

Davidson menyinggung kemungkinan agresi tersebut akan terjadi dalam enam tahun ke depan. Pernyataan ini juga ia sampaikan di hadapan Komite Senat yang sama.

Aquilino menolak untuk mempertimbangkan penilaian Davidson, termasuk mengenai perkiraan waktu dari tahun ini hingga 2045. Tapi, dia sepakat bahwa kekuatan militer Tiongkok untuk melawan Taiwan memang sangat berbahaya.

Taiwan yang berpisah dari Tiongkok daratan setelah perang saudara tahun 1949, kini masih dilihat Tiongkok sebagai provinsi pemberontak. Sejak saat itu, Tiongkok terus berusaha untuk menarik Taiwan ke wilayah kekuasaan administrasinya.

Di sisi lain, melalui hubungan tidak resmi dengan Taiwan, AS terus membantu Taiwan untuk mempertahankan paham demokrasi yang dianutnya dan berdiri sendiri tanpa campur tangan Tiongkok.

n SB/AFP/P-4

Baca Juga: