BEIJING - Tiongkok pada Jumat (15/12), mengatakan, telah mendeteksi tujuh infeksi sub-varian Covid-19 JN.1.

Dikutip dariThe Straits Times, badan pengendalian dan pencegahan penyakit nasional mengatakan, tingkat prevalensi JN.1 saat ini "sangat rendah", namun mereka tidak dapat mengesampingkan kemungkinan penyakit tersebut akan menjadi jenis virus yang dominan di Tiongkok karena faktor-faktor yang mencakup kasus impor.

Berdasarkan perkiraan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, atauCentres for Disease Control and Prevention (CDC), JN.1 kini menyumbang lebih dari seperlima seluruh kasus di AS.

"Peningkatan ini menunjukkan JN.1 bisa lebih mudah menular dan lebih baik dalam melewati sistem kekebalan tubuh manusia," kata CDC.

Badan tersebut mengatakan, kasus JN.1 akan terus meningkat sebagai proporsi dari total kasus karena sub-varian tersebut saat ini paling cepat berkembang di AS. JN.1 terkait erat dengan sub-varian virus BA.2.86, yang telah dilacak CDC sejak Agustus.

Penyakit ini pertama kali diidentifikasi di Luksemburg dan kemudian menyebar ke Inggris, Islandia, Prancis, dan Amerika Serikat.

CDC mengatakan, JN.1 pertama kali terdeteksi di AS pada bulan September dan sebelumnya dikelompokkan dengan BA.2.86 dalam pelacak datanya.

Badan tersebut menambahkan bahwa saat ini tidak ada bukti bahwa JN.1 menimbulkan peningkatan risiko terhadap kesehatan masyarakat dibandingkan varian lain yang beredar saat ini dan suntikan yang diperbarui dapat membuat orang Amerika terlindungi dari varian tersebut.

Pada tanggal 27 November, CDC mengatakan, sub-varian BA.2.86 menyumbang sekitar 5 hingga 15 persen dari varian yang beredar saat ini.

Baca Juga: